Dari Abu Umamah al-Baahili
radhiyallahu ‘anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
« إِنَّ اللَّهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ
السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ،
حَتَّى النَّمْلَةَ فِى
جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ،
لَيُصَلُّونَ عَلَى
مُعَلِّمِ النَّاسِ
الْخَيْرَ »
“Sesungguhnya Allah dan para
Malaikat, serta semua makhluk
di langit dan di bumi, sampai
semut dalam lubangnya dan
ikan (di lautan), benar-benar
bershalawat/mendoakan
kebaikan bagi orang yang
mengajarkan kebaikan (ilmu
agama) kepada manusia ”
[1].
Hadits yang agung ini
menunjukkan besarnya
keutamaan seorang yang
mempelajari ilmu agama
[2]
yang bersumber dari al-Qur’an
dan Sunnah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
kemudian menyebarkannya
kepada umat manusia
[3].
Imam Abdullah bin al-Mubarak
rahimahullah berkata, “Aku
tidak mengetahui setelah
(tingkatan) kenabian,
kedudukan yang lebih utama
dari menyebarkan ilmu
(agama) ”
[4].
Dalam hadist lain yang
semakna dari Abu Darda’
radhiyallahu ‘anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“ Sesungguhnya orang yang
memahami ilmu (agama dan
mengajarkannya kepada
manusia) akan selalu
dimohonkan (kepada Allah
Ta ’ala) pengampunan (dosa-
dosanya) oleh semua makhluk
yang ada di langit dan di bumi,
termasuk ikan-ikan di lautan
”
[5].
Beberapa faidah penting yang
terkandung dalam hadits ini:
- Makna shalawat dari Allah
Ta ’ala kepada hamba-Nya
adalah limpahan rahmat,
pengampunan, pujian,
kemuliaan dan keberkahan
dari-Nya.
[6]. Ada juga yang
mengartikannya dengan
taufik dari Allah Ta ’ala untuk
mengeluarkan hamba-Nya dari
kegelapan (kesesatan) menuju
cahaya (petunjuk-Nya),
sebagaimana dalam firman-
Nya:
{ هُوَ الَّذِي يُصَلِّي
عَلَيْكُمْ وَمَلائِكَتُهُ
لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ
رَحِيمًا }
“Dialah yang bershalawat
kepadamu (wahai manusia)
dan malaikat-Nya (dengan
memohonkan ampunan
untukmu), supaya Dia
mengeluarkan kamu dari
kegelapan kepada cahaya
(yang terang). Dan adalah Dia
Maha Penyayang kepada
orang-orang yang
beriman ” (QS al-Ahzaab:43)[7].
- Orang yang mengajarkan
ilmu agama kepada manusia
berarti telah menyebarkan
petunjuk Allah Ta ’ala yang
merupakan sebab utama
terwujudnya kemakmuran
dan kesejahteraan alam
semesta beserta semua isinya,
oleh karena itu semua makhluk
di alam semesta berterima
kasih kepadanya dan
mendoakan kebaikan baginya,
sebagai balasan kebaikan yang
sesuai dengan perbuatannya
[8].
- Sebagian dari para ulama ada
yang menjelaskan makna
hadits ini bahwa Allah Ta ’ala
akan menetapkan bagi orang
yang mengajarkan ilmu agama
pengabulan bagi semua
permohonan ampun yang
disampaikan oleh seluruh
makhluk untuknya[9].
- Tentu saja yang keutamaan
dalam hadits ini khusus bagi
orang yang mengajarkan ilmu
agama dengan niat ikhlas
mengharapkan wajah Allah
Ta ’ala, bukan untuk tujuan
mencari popularitas atau
imbalan duniawi[10].
- Para ulama yang
menyebarkan ilmu agama
adalah pewaris para Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam[11]
, karena merekalah yang
menggantikan tugas para Nabi
dan Rasul ‘alaihis salam, yaitu
menyebarkan petunjuk Allah
Ta ’ala dan menyeru manusia
ke jalan yang diridhai-Nya,
serta bersabar dalam
menjalankan semua itu, maka
merekalah orang-orang yang
paling mulia kedudukannya di
sisi Allah Ta ’ala setelah para
Nabi dan Rasul ‘alaihis salam
[12].
- Imam Ibnul Qayyim
rahimahullah berkata,
“ Menyampaikan/menyebarkan
sunnah (petunjuk) Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam
kepada umat manusia lebih
utama daripada
menyampaikan (melemparkan)
panah ke leher musuh
(berperang melawan orang
kafir di medan jihad), karena
menyampaikan panah ke leher
musuh banyak orang yang
(mampu) melakukannya,
sedangkan menyampaikan
sunnah (petunjuk) Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam
kepada umat manusia hanya
(mampu) dilakukan oleh (para
ulama) pewaris para Nabi
‘ alaihis salam dan pengemban
tugas mereka di umat mereka,
semoga Allah Ta ’ala
menjadikan kita termasuk
golongan mereka dengan
karunia dan kemurahan-Nya
” [13].
semogs bermanfaat
Selasa, 26 Oktober 2010
Keutamaan Menyebarkan Ilmu Agama
Pesan Terakhir Rasulullah Saw.
Khutbah Terakhir Nabi
Muhammad SAW
(Khutbah ini disampaikan
pada 9 Dzulhijjah 10 H di
Uranah, Arafah)
Ya, saudara-saudaraku,
perhatikan apa yang akan aku
sampaikan, aku tidak tahu
apakah tahun depan aku
masih berada di antara kalian.
Karenanya dengarkan baik-
baik apa yang kukatakan ini
dan sampaikan
kepada mereka yang tidak
dapat hadir saat ini.
Ya, saudara-saudaraku, seperti
kita ketahui, bulan ini, hari ini
dan kota ini adalah suci,
karenanya pandanglah
kehidupan dan milik setiap
orang Muslim sebagai
kepercayaan yang suci.
Kembalikan barang-barang
yang dipercayakan kepadamu
kepada pemilik yang
sebenarnya.
Jangan kau lukai orang lain
sebagaimana orang lain tidak
melukaimu. Ingatlah bahwa
kamu akan bertemu dengan
Allah SWT dan Dia akan
memperhitungkan amalanmu
dengan sebenar-benarnya.
Allah SWT telah melarangmu
memungut riba, karenanya
mulai saat ini dan untuk
seterusnya kewajiban
membayar riba dihapuskan.
Waspadalah terhadap syaitan,
demi keselamatan Agamamu.
Dia telah kehilangan semua
harapannya untuk membawa
kalian pada kesesatan yang
nyata, tapi waspadalah agar
tidak terjebak pada tipuan
halusnya.
Ya, saudara-saudaraku, adalah
benar kamu mempunyai hak
tertentu terhadap isteri-
isterimu, tapi mereka juga
mempunyai hak atas dirimu.
Apabila mereka mematuhi
hakmu maka mereka
memperoleh haknya untuk
mendapat makanan dan
pakaian secara layak.
Perlakukanlah isteri-isterimu
dengan baik dan bersikaplah
manis terhadap mereka,
karena mereka adalah
pendampingmu dan
penolongmu yang setia. Dan
adalah hakmu untuk melarang
mereka berteman dengan
orang-orang yang tidak kamu
sukai, dan juga
terlarang melakukan
perzinahan.
Ya, saudara-saudaraku,
dengarkanlah baik-baik,
sembahlah Allah, Shalat lima
kali dalam sehari, laksanakan
Puasa selama bulan Ramadhan,
dan tunaikanlah Zakat,
laksanakan ibadah Haji bila
mampu.
Ketahuilah bahwa sesama
Muslim adalah bersaudara.
Kamu semua adalah sederajat.
Tidak ada perbedaan satu
terhadap yang lain kecuali
Ketaqwaan dan Amal Shalih.
Ingatlah, suatu hari kamu akan
menghadap Allah
dan harus mempertanggung
jawabkan semua amalanmu.
Karena itu berhati-hatilah
jangan menyimpang dari jalan
kebenaran setelah
kepergianku nanti.
Ya, saudara-saudaraku, tidak
akan ada Nabi atau Rasul
sesudahku dan tidak akan ada
agama lain yang lahir.
Karenanya simaklah baik-baik
ya Saudaraku, dan pahamilah
kata-kata yang kusampaikan
kepadamu,
bahwa aku meninggalkan dua
pusaka, Al-Qur ’an dan contoh-
contohku sebagai As-Sunnah
dan bila kalian mengikutinya
tidak mungkin akan tersesat.
Siapa yang mendengarkan
perkataanku ini wajib
menyampaikannya kepada
yang lain dan seterusnya dan
mungkin yang terakhir
memahami kata-kataku ini
bisa lebih baik dari yang
langsung mendengarkan.
Demi Allah aku bersaksi,
bahwa aku telah
menyampaikan ajaran-Mu
kepada umat-Mu ya Allah.
Rabu, 29 September 2010
Azab Bagi Kaum Wanita
Seorang kawan ana telah memberi
artikel ini kpd ana untuk
sampaikan kepada kaum hawa.
Apabila ana baca artikel ini,ana
takut jika ana berada di tempat
salah satu di bawah ini..
Kepada kaum hawa,terlalu byk
ujian bagi kaum hawa.Semoga
artikel ini bermanfaat buat kamu.
Buat kaum adam,kamu juga pasti
tidak mahu orang yang kamu syg
menghadapi salah satu siksaan di
bawah ini.
Harap artikel ini dapat
disampaikan kepada org
lain.INSYAALLAH.
khususnya untuk para wanita
dan diri sendiri.....
Sayidina Ali ra menceritakan suatu
ketika melihat
Rasulullah menangis manakala ia
datang bersama Fatimah . Lalu
keduanya bertanya mengapa
Rasul menangis.
Beliau menjawab, "Pada malam
aku di-isra'- kan , aku
melihat perempuan-perempuan
yang sedang disiksa dengan
berbagai siksaan. Itulah sebabnya
mengapa aku menangis.
Karena, menyaksikan mereka yang
sangat berat dan mengerikan
siksanya.
Putri Rasulullah kemudian
menanyakan apa yang dilihat
ayahandanya. "Aku lihat ada
perempuan digantung
rambutnya, otaknya mendidih.
Aku lihat perempuan digantung
lidahnya, tangannya diikat ke
belakang dan timah cair
dituangkan ke dalam
tengkoraknya.
Aku lihat perempuan
tergantang kedua kakinya
dengan terikat tangannya
sampai ke ubun-ubunnya,
diulurkan ular dan
kalajengking.
Dan aku lihat perempuan yang
memakan badannya sendiri, di
bawahnya dinyalakan api
neraka. Serta aku lihat
perempuan yang bermuka
hitam, memakan tali perutnya
sendiri.
Aku lihat perempuan yang
telinganya pekak dan matanya
buta, dimasukkan ke dalam
peti yang dibuat dari api
neraka, otaknya keluar dari
lubang hidung, badannya
berbau busuk karena penyakit
sopak dan kusta. Aku lihat
perempuan yang badannya
seperti himar, beribu-
ribu kesengsaraan
dihadapinya. Aku lihat
perempuan yang rupanya
seperti anjing, sedangkan api
masuk melalui mulut dan
keluar dari duburnya
sementara malikat
memukulnya dengan pentung
dari api neraka, "kata Nabi.
Fatimah Az-Zahra kemudian
menanyakan mengapa mereka
disiksa seperti itu?
*Rasulullah menjawab, "Wahai
putriku, adapun mereka yang
tergantung rambutnya hingga
otaknya mendidih adalah
wanita yang tidak
menutup rambutnya sehingga
terlihat oleh laki-laki yang
bukan muhrimnya.
*Perempuan yang digantung
susunya adalah istri yang
'mengotori' tempat tidurnya.
*Perempuan yang tergantung
kedua kakinya ialah perempuan
yang tidak taat kepada
suaminya, ia keluar rumah
tanpa izin suaminya,
dan perempuan yang tidak
mau mandi suci dari haid dan
nifas.
*Perempuan yang memakan
badannya sendiri ialah karena
ia berhias untuk lelaki yang
bukan muhrimnya dan suka
mengumpat orang lain.
*Perempuan yang memotong
badannya sendiri dengan
gunting api neraka karena ia
memperkenalkan dirinya
kepada orang yang kepada
orang lain bersolek dan
berhias supaya kecantikannya
dilihat laki-laki yang
bukan muhrimnya.
*Perempuan yang diikat kedua
kaki dan tangannya ke atas
ubun-ubunnya diulurkan ular
dan kalajengking padanya
karena ia bisa shalat tapi tidak
mengamalk! annya dan tidak
mau mandi junub.
* Perempuan yang kepalanya
seperti babi dan badannya
seperti himar ialah tukang
umpat dan pendusta..
Perempuan yang menyerupai
anjing ialah perempuan yang
suka memfitnah dan
membenci suami.
"Mendengar itu,Sayidina Ali dan
Fat imah Az-Zahra pun turut
menangis.
Dan inilah peringatan kepada
kaum perempuan.
sampai2kan kpd kwn2 kita yg
lain..insyaALLAH
Antara Wanita Yang berhijab dan Wanita yang Tidak Berhijab
Bila diibaratkan, wanita yang
berhijab dengan wanita yang
tidak berhijab itu seperti dua buah
roti yang bermerek sama namun
dengan cover atau bungkus yang
berbeda. Duah buah roti sama-
sama bermerek "X" misalnya.
Roti "X" yang pertama dibiarkan
terbuka, dijual dipinggiran jalan,
yang setiap orang dapat dengan
mudah melihatnya secara
langsung, bahkan meraba atau
mencicipinya pun mudah. Untuk
roti "X" yang pertama ini, lalatpun
pasti mudah untuk hinggap.
Roti "X" yang kedua dibungkus
dan dikemas dengan plastik
bersih, rapat, indah, dan rapi.
Kemudian tempat
penjualannyapun ditempatkan di
dalam lemari kaca, yang nggak
setiap orang dapat
menyentuhnya.
Diantara kedua roti tersebut, kalau
kita disuruh memilih, tentunya
pilih roti "X" yang kedua, karena
tertutup dengan rapat dan bersih,
tentunya kita pun yakin bahwa
roti ini belum pernah dicicipi
orang lain sebelumnya. Sedangkan
roti "X" yang pertama,meragukan,
lalat saja mudah hinggap.
Itulah sebenarnya salah satu
peranan jilbab bagi para wanita
muslimah, agar lebih terjaga.
Sedangkan tujuan utamanya
tentunya tetap saja sebagai
bentuk ketaqwaan kepada
Allah swt. Kurang lebih, seperti
kedua roti yang bermerek sama
itulah islam memandang dan
memperlakukan wanita, antara
yang berjilbab dan yang tidak
menggunakan jilbab. Meskipun
pada dasarnya mereka sama,
sesama wanita atau bahkan
sesama muslimah. Namun, wanita
yang berjilbab adalah wanita yang
memiliki kedudukan lebih
terhormat dari wanita yang tidak
berjilbab.Karena, wanita berjilbab
senantiasa menyembunyikan
auratnya dari mereka yang tidak
berhak untuk melihat atau bahkan
menyentuhnya.
Jilbab dan kerudung, pada saat ini
keadaannya memang seolah
dijadikan sebagai sebuah
permasalahan yang biasa-biasa
saja. Bahkan, sampai saat ini masih
ada saja orang tua yang melarang
anaknya untuk mengenakan
jilbab, padahal mereka sendiri
mengaku sebagai keluarga muslim,
lalu kenapa aturan islam secara
tegas mereka langgar bahkan
mereka haramkan. Allah swt dan
Rasulullah saw padahal telah
secara tegas menyampaikan
masalah kewajiban menggunakan
jilbab ini kepada umat manusia,
khususnya umat muslim. Tapi
tetap saja, sampai saat ini masih
banyak wanita-wanita muslim
yang membangkang dari perintah
menggunakan jilbab ini.
Di sisi lain, ada pula yang katanya
mengenakan kerudung, namun
yang mereka maksud dengan
kerudung adalah sebatas
pembungkus kepala saja,tidak
lebih. Pembungkus kepala yang
ukurannya sempit, dengan
pakaian yang juga super sempit.
Padahal Allah telah
memerintahkan untuk
menjulurkan kerudungnya ke
dadanya.
Tapi nyatanya apa? Para
perempuan berkerudung seksi
menggunakan pakaian yang juga
seksi, bukan menjulurkan
kerudung kedadanya, tapi justru
menonjolkan bentuk dadanya. Apa
sih sebenarnya yang menghalangi
mereka untuk mengenakan
pakaian yang sesuai dengan
syariat islam? Apakah mereka
takut kalau lelaki tidak dapat
melihat bentuk tubuh mereka?
Atau mereka takut kehilangan
kesempatan untuk mengatakan
"Ini loh dada gw?" (Maaf).
Kalau tidak demikian, lalu adakah
alasan lain yang tepat untuk
membenarkan pelanggaran
mereka atas perintah berjilbab
dan berkerudung ini?
Ada sebagian orang yang
melontarkan jawabannya, "Alah!
Yang berjilbab aja banyak yang
nyolong, banyak yang nyopet,
banyak yang nipu, banyak yang
jadi rentenir...Yang penting mah
hatinya!".
Apakah perintah menutup aurat
itu datangnya dari mereka,
sehingga kita berkiblat pada
mereka?
Dan kalau memang demikian
pendapat mereka, lalu apakah
sedikit perempuan yang tidak
berjilbab yang jadi PSK, germo,
rentenir,copet, dan lain-lain?
Mereka lebih banyak.
Kenapa kita selalu mencari-cari
keburukan wanita yang berhijab
namun imamnnya belum mantap?
Kenapa kita menjadikan wanita-
wanita yang menjadikan jilbab
hanya untuk tameng kejahatan
mereka sebagai pedoman hidup
kita?
Justru,dengan adanya pihak-pihak
yang berusaha untuk
menjatuhkan citra jilbab dan
kerudung itulah, maka kita harus
bangkit dan mengharumkan nama
jilabab, bukan malah ikut
menginjak-injaknya.
Kalau kita mengatakan "Yang
penting mah hatinya!", lalu apakah
bisa dikatakan seorang pemabuk,
pembunuh,pemerkosa itu baik?
Yang penting kan hatinya, bukan
perbuatannya! Kalau sudah
demikian pendapatnya ya
rusaklah semuanya, bisa-bisa,
pembunuh juga akan dibilang
baik, karena yang penting kan
hatinya.
Satu hal Yang penting adalah
bahwa sikap, perbuatan, perilaku,
adalah cerminan dari hati
seseorang. Adapula alasan yang
mengatakan bahwa
menggunakan jilbab itu ribet,
repot,tidak bisa bergerak dengan
leluasa. Emang jilbab menghalangi
apanya?
Anda toh tidak disuruh berperang
seperti perempuan-perempuan
berjilbab pada masa dahulu yang
juga turun ke medan perang!
Anda hanya memasak,mengurus
anak, atau kuliah, atau bekerja,lalu
dimana letak merepotkannya?
Coba kita buka mata kita lebar-
lebar,di luar sana banyak sekali
wanita-wanita muslimah berjilbab
besar dan syar'i yang menjadi ibu
rumah tangga, bekerja, sekaligus
kuliah. Banyak jilbaber besar yang
aktif diorganisai-organisasi yang
membutuhkan banyak sekali
energy dan gerak fisik. Mereka
bisa dan tidak merasa
direpotkan, justru mereka
sangat menjaganya.
Kalau kita merasa bahwa dengan
berjilbab akan membuat kita sulit
untuk mendapatkan pekerjaan,
maka ingatlah bahwa Allah Maha
Kaya. Allah Yang Mengatur
rizqi.
Allah akan memberikan yang
terbaik untuk hamba-
hambaNya yang beriman dan
bertakwa.
Saudariku, marilah kita singkirkan
segala bentuk kemalasan dan
hentikan segala bentuk pencarian
alasan untuk membenarkan
penolakan anda terhadap jilbab
dan kerudung. Ingatlah, bahwa
sesungguhnya hanya Allah-lah
yang mengetahui apa yang
terbaik untuk hambaNya . Maka,
marilah kaum muslimah untuk
kembali ke jalan Allah dengan
mulai menggunkan jilbab yang
syar'i, yang sesuai dengan kaidah-
kaidah islam sebagaimana tertera
dalam beberapa keterangan
berikut ini:
"Katakanlahkepada wanita yang
beriman, 'hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan
pehiasaannyakecuali yang biasa
nampak dari pandangan. Dan
hendaklah merekamenutupkan
kain kerudung ke dadanya, dan
jangan- lah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada
suami mereka, atau kpda ayah
mereka, atau putra-putra mereka,
atau saudara- saudara mereka,
atau putra-putra suami mereka,
atau wanita- wanita Islam, atau
budak-budak yang mereka miliki,
atau pelayan- pelayan laki-laki
yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap kaum wanita), atau
anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat kaum wanita. dan
janganlah mereka memukul
kakinya agar diketahui perhiasan
yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah hai orang-orang
yang beriman supaya kamu
beruntung". (Qs.An Nur : 31)
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-
isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mukmin:
"Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka." Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di
ganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Al Ahzab : 59)
Hadits Dari Khalid bin Duraik, dari
Aisyah ra Asma' binti Abu Bakar
ra, pernahberkunjung kepada
Rasulullah saw memakai pakaian
tipis. Maka Rasulullah saw
berpaling dari padanya seraya
bersabda: "Wahai Asma',
sesungguhnya wanita apabila
telah baligh, tidak benar terlihat
dari padanya kecuali ini... dan
ini...". Beliau memberi isyarat
kepada wajah dan kedua
tangannya.
Diriwayatkan dari Ummu ‘Athiah
ra, bahwa Rasulullah saw berkata :
“ Rasulullah SAW memerintahkan
kami agar keluar (menuju
lapangan) pada saat hari raya
Iedul Fitri dan Iedul Adha, baik ia
budak wanita, wanita yang
haidh,maupun yang perawan?
Adapun bagi orang-orang yang
haidh maka diperintahkan
menjauh dari tempat shalat,
namun tetap boleh menyaksikan
kebaikan dan seruan kaum
muslimin? Lalu aku berkata: Wahai
Rasulullah SAW salah seorang di
antara kami tidak memiliki jilbab?
Maka Rasulullah saw menjawab:
‘ Hendaklah saudaranya itu
meminjamkan jilbabnya.”
“Pada akhir ummatku nanti akan
muncul kaum laki-laki yang
menaiki pelana seperti layaknya
kaum laki-laki, mereka turun
kemasjid-masjid,wanita-wanita
mereka berpakaian tetapi laksana
telanjang, diatas kepala mereka
(ada sesuatu) seperti punuk unta
yang lemah gemulai. Laknatlah
mereka, karena sesungguhnya
mereka adalah wanita-wanita
yang terlaknat ”(HR. Ahmad)
“Semoga Allah merahmati wanita
Muhajirin yang pertama yang
tatkala Allah swt menurunkan
ayat: ”Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung
kedada mereka.. ” mereka lantas
merobek kain tak berjahit
(muruth) yang mereka kenakan
itu, lalu mereka berkerudung
dengannya (dalam riwayat
laindisebutkan: Lalu merekapun
merobek sarung-sarung mereka
dari pinggir kemudian mereka
berkerudung dengannya ” (HR.
Bukhari dan AbuDawud)
"Hendaklah mereka itu
mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka". (Qs. Al Ahzab : 59)
"Nabi saw melaknat laki-laki yang
mengenakan pakaian wanita, dan
seorang wanita yang
mengenakan pakaian laki-laki".
(HR. Abu Dawud dan An Nasai).
"Siapa yang meniru suatu kaum,
maka ia berarti dari golongan
mereka". (HR. Ahmad)
Selasa, 28 September 2010
5 Macam Musuh Orang Beriman
Sedar atau tidak sedar, apabila
seorang muslim mengucapkan dua
kalimah syahadah, telah terpikul
dibahunya akan satu
tanggungjawab yang besar. Iaitu
untuk memperjuangkan kalimah
Allah di mukabumi sebagai
khalifah Allah. Dalam
memperjuangkan kalimah Allah ini,
maka para pejuang kebenaran
akan berhadapan dengan 1001
macam mehnah yang dilahirkan
oleh musuh-musuh Islam yang
sentiasa mencari jalan untuk
menjauhkan seorang muslim dari
mendekati Allah SWT.
Apabila persoalan musuh
diketengahkan, terlalu ramai umat
Islam menyangkakan musuh Islam
hanyalah Yahudi dan Nasrani.
Lebih-lebih lagi, akhir-akhir ini
slogan membebaskan Gaza dari
cengkaman Yahudi disemarakkan
oleh mereka-mereka yang
mengaku pejuang Islam walau
rokok Marlboro dari Amerika
masih menjadi hiasan bibir mereka
dan ayam goreng KFC menjadi
santapan hidangan mereka. Maka
berkumpullah mereka
berdemonstrasi dan membakar
bendera Israel, memaki hamun
dan beremosi.
Hakikatnya, mereka terlupa
bahawa musuh Islam itu bukan
hanya Yahudi dan Nasrani. Malah
ada lagi empat musuh yang lebih
bahaya dari itu. Antaranya yang
tidak mampu dilihat dengan mata
kasar dan lebih bahaya dan lebih
licik. Andainya seorang muslim,
gugur di medan perang ditembak
Yahudi dek mempertahankan
kalimah Allah, syahid baginya.
Namun andainya seorang muslim
gugur dan kecundang dengan
musuh yang satu lagi ini iaitu
musuh yang lebih merbahaya dari
Yahudi dan Nasrani, amat
malanglah nasibnya di dunia dan
di akhirat.
Sipakah musuh bagi orang
mukmin ?
Sabda Rasulullah SAW
“Seorang mukmin selalu
dikelilingi lima musuh yang
membahayakan, iaitu seorang
mukmin yang hasad, orang
munafiq yang membenci,
orang kafir yang memerangi,
syaitan yang menyesatkan
dan hawa nafsu yang
menyeretmu. (Termidzi)
Pertama : Golongan mukmin
yang hasad iaitu dari kalangan
umat Islam tetapi mereka
melakukan berbagai maksiat dan
mungkar. Umat Islam yang
bergelumang dengan mungkar
dan maksiat ini akan menyimpan
perasaan dengki sesama muslim.
Mereka iri hati dan susah hati jika
ada seorang muslim yang lain
mampu membuat sesuatu amal
kebajikan yang dia tidak mampu
lakukan. Bila dia lihat ada saudara
seIslamnya mampu beribadah, dia
dengki dan dia benci. Jika ada
saudara seIslamnya yang kuat
berjihad sedangkan dia tidak
mampu berjihad, dia tabor fitnah
dan mengadu domba memburuk-
burukkan sahabatnya itu.
Hakikatnya, mereka inilah yang
menjadi punca perpecahan umat
Islam. Andainya dia tidak ubah
sifatnya, tak mustahil statusnya
berubah dari mukmin yang hasad
dengki kepada golongan munafik.
Tak kurang juga golongan ini
terdiri dari orang muslim yang a’si,
yang fasiq yang memperolehi
nikmat dunia bersumberkan
maksiat dan mungkar. Bagi
mereka kebaikan dan amal soleh
hanya menghalang mereka dari
mengecapi nikmat yang diperolehi
dari maksiat yang dikerjakan.
Mereka benci jika ada orang
berdakwah dan ajak orang kea
rah kebaikan, kerana jika semua
orang baik, dia sudah tidak boleh
zina, tidak boleh minum arak, tidak
boleh hisap dadah. Maka timbullah
kebencian dalam diri mereka. Jika
disuluh peribadi tingakatan iman,
golongan mukmin yang hasad ini
memiliki nafsu ammarah dan
berada di tingkatan iman taqlid
atau iman ilmu.
Firman Allah SWT :
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu ambil menjadi
teman kepercayaanmu orang-
orang yang di luar kalanganmu
(kerana) mereka tidak henti-
hentinya (menimbulkan)
kemudaratan kepadamu. Mereka
menyukai apa yang
menyusahkanmu. Telah nyata
kebencian daripada mulut mereka,
dan apa yang disembunyikan hati
mereka lebih besar lagi.
Sesungguhnya telah Kami
terangkan kepadamu ayat-ayat
(Kami), jika kamu
memahaminya. ” (Ali-Imran: 118)
Bagaimana hendak
berhadapan dengan musuh
dari kalangan mukmin yang
hasad ini ?
Cara untuk berhadapan dengan
kejahatan yang dilahirkan oleh
manusia muslim yang hasad
dengki ialah dengan berbuat baik
kepada orang yang berbuat jahat
kepada kita. Dalam kitab
dibahaskan empat cara iaitu :
1. Membalas kejahatan dengan
kejahatan. Cara ini lebih baik
ditinggalkan kerana ia akan
menyebabkan perpecahan.
Seorang mumin yang hasad,
sikap hasad itu menyemai
benih perpecahan, dan
perpecahan melemahkan
kekuatan lantas
menghancurkan dasar
keimanan kerana Rasulullah
SAW ada memberi peringatan :
“Hasad akan memakan
kebaikan seperti api memakan
sekam ” . Andainya cara
pertama ini yang kita pilih
untuk memerangi mukmin
yang hasad, hakikatnya kita
sendiri saling tidak tumpah,
sama sahaja dengan mukmin
yang hasad tersebut.
2. Berlaku diam, iaitu tidak
membalas kejahatannya. Ini
susah dilaksanakan kerana ia
memerlukan mujahadatunnafsi
dan sifat sabar. Dan ingatlah,
sabar adalah sifat yang dimiliki
oleh golongan bighairi hisab di
yaumil mahsyar nanti.
3. Kejahatannya dibalas dengan
kebaikan. Pelaksanaannya amat
sukar sekali diibaratkan seperti
mencabut nyawa dari badan.
Tahap kesabaran yang lebih
tinggi dari kaedah kedua di
atas. Cuba bayangkan, orang
mendatangkan kepayahan
kepada kita, tetapi kita balas
dengan senyuman kepadanya.
Mampukah kita lakukan ? Dan
dalam pendekatan perjuangan
Islam, dalam memberi kebaikan
dalam membalas kejahatan
yang dilakukan, seorang Muslim
hendaklah menyampaikan
seruan dakwah secara
berhikmah dan berakhlak
kepada mereka yang berbuat
jahat. Seru mereka, didik
mereka, dakwah mereka, ke
arah iman dan akhlak Islamiah.
Dan inilah sebaik-baik cara
kerana tingatannya lebih tinggi
dari kaedah kedua.
4. Mendoakan mereka agar
dipimpin Allah ke arah
keinsafan dan iman.
Antara keempat-empat cara
memerangi orang mukmin yang
hasad, hindarilah kaedah yang
pertama. Dan sebaik-baik cara
berhadapan dengan mereka ialah
kaedah ketiga dan keempat. Kita
balas kejahatan yang mereka
lakukan dengan kebaikan. Antara
kebaikan yang boleh ita lakukan
ialah dengan memberi nasihat
kepada mereka. Dengan memberi
ilmu kepada mereka. Dengan
membantu mereka beramal
dengan ilmu mereka.Dan lainlain
kebajikan yang mampu kita
berikan sebagai khidmat kita
kepada mereka atas jalan iman
dan taqwa. Lantas, kita berdoa
kepada Allah agar mereka dan diri
kita serta seluruh umat Islam
diberikan ampunan dan kekuatan
dalam beribadah kepada NYA.
Musuh mukmin yang kedua
ialah orang munafik. Golongan
Munafik adalah golongan yang
menzahirkan diri sebagai Muslim
sambil menyembunyikan
kekafiran mereka. Mereka boleh
memperkatakan tentang Islam,
mereka alim dan arif tentang ilmu-
ilmu Islam, mereka petah dan
lancar membicarakan dan
membahaskan hal ehwal Islam,
tetapi disebalik penzahiran Islam
mereka, terkandung agenda untuk
merosakkan dan menyesatkan
umat Islam. Kaum munafik ini
diibaratkan bagai "musang
berbulu ayam" atau "musuh dalam
selimu". Mereka menzahirkan
keislaman mereka, lantas kita
sukar untuk mengenali mereka
melainkan perkhabaran yang
datangnya dari Rasulullah SAW
serta tanda-tanda yang disebut di
dalam Al Quran. Firman Allah dalam
Surah Al Munafiqun ayat 1 hingga
6 :
إِذَا جَآءَكَ ٱلۡمُنَـٰفِقُونَ
قَالُواْ نَشۡہَدُ إِنَّكَ
لَرَسُولُ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ
يَعۡلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ ۥ
وَٱللَّهُ يَشۡہَدُ إِنَّ
ٱلۡمُنَـٰفِقِينَ لَكَـٰذِبُونَ
)١ ( ٱتَّخَذُوٓاْ أَيۡمَـٰنَہُمۡ
جُنَّةً۬ فَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ
ٱللَّهِۚ إِنَّہُمۡ سَآءَ مَا
كَانُواْ يَعۡمَلُونَ )٢ ( ذَٲلِكَ
بِأَنَّہُمۡ ءَامَنُواْ ثُمَّ
كَفَرُواْ فَطُبِعَ عَلَىٰ
قُلُوبِہِمۡ فَهُمۡ لَا
يَفۡقَهُونَ )٣ ( ۞ وَإِذَا
رَأَيۡتَهُمۡ تُعۡجِبُكَ
أَجۡسَامُهُمۡۖ وَإِن يَقُولُواْ
تَسۡمَعۡ لِقَوۡلِهِمۡۖ
كَأَنَّہُمۡ خُشُبٌ۬
مُّسَنَّدَةٌ۬ۖ يَحۡسَبُونَ
كُلَّ صَيۡحَةٍ عَلَيۡہِمۡۚ هُمُ
ٱلۡعَدُوُّ فَٱحۡذَرۡهُمۡۚ
قَـٰتَلَهُمُ ٱللَّهُۖ أَنَّىٰ
يُؤۡفَكُونَ )٤ ( وَإِذَا قِيلَ
لَهُمۡ تَعَالَوۡاْ يَسۡتَغۡفِرۡ
لَكُمۡ رَسُولُ ٱللَّهِ
لَوَّوۡاْ رُءُوسَهُمۡ
وَرَأَيۡتَهُمۡ يَصُدُّونَ وَهُم
مُّسۡتَكۡبِرُونَ )٥ ( سَوَآءٌ
عَلَيۡهِمۡ أَسۡتَغۡفَرۡتَ
لَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تَسۡتَغۡفِرۡ
لَهُمۡ لَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ
لَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا
يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ
ٱلۡفَـٰسِقِينَ )٦ )
Apabila orang-orang munafik
datang kepadamu (wahai
Muhammad), mereka berkata:
Kami mengakui bahawa
sesungguhnya engkau sebenar-
benarnya Rasul Allah dan Allah
sememangnya mengetahui
bahawa engkau ialah RasulNya,
serta Allah menyaksikan bahawa
sesungguhnya pengakuan mereka
adalah dusta. (1) Mereka
menjadikan sumpahnya (atau
akuannya) sebagai perisai (untuk
menyelamatkan dirinya dan harta
bendanya daripada dibunuh atau
dirampas), lalu mereka
menghalang (dirinya dan orang
lain) dari menurut jalan Allah.
Sesungguhnya amatlah buruk apa
yang mereka telah kerjakan. (2)
(Perbuatan buruk) yang demikian
kerana mereka mengaku beriman
(di hadapan orang-orang Islam)
kemudian mereka tetap kafir
sesama sendiri, maka dengan
sebab itu dimeteraikan atas hati
mereka; lalu mereka tidak dapat
memahami (yang mana benar dan
yang mana salah). (3) Dan apabila
engkau melihat mereka, engkau
tertarik hati oleh tubuh badan
mereka (dan kelakuannya) dan
apabila mereka berkata-kata,
engkau juga (tertarik hati)
mendengar tutur katanya (kerana
manis dan petah sekalipun
kosong). (Dalam pada itu) mereka
adalah seperti batang-batang
kayu yang tersandar (tidak
terpakai kerana tidak ada padanya
kekuatan yang dikehendaki).
Mereka (kerana merasai bersalah,
sentiasa dalam keadaan cemas
sehingga) menyangka tiap-tiap
jeritan (atau riuh rendah yang
mereka dengar) adalah untuk
membahayakan mereka. Mereka
itulah musuh yang sebenar-
benarnya maka berjaga-jagalah
engkau terhadap mereka. Semoga
Allah membinasa dan
menyingkirkan mereka dari
rahmatNya. (Pelik sungguh!)
Bagaimana mereka dipalingkan
(oleh hawa nafsunya dari
kebenaran)? (4) Dan apabila
dikatakan kepada mereka: Marilah
(bertaubat) supaya Rasulullah
meminta ampun (kepada Allah)
untuk kamu, mereka (enggan
sambil) menggeleng-gelengkan
kepalanya dan engkau melihat
mereka berpaling (dari bertaubat)
serta mereka berlaku sombong
angkuh. (5) (Tidak ada faedahnya)
kepada mereka, samada engkau
meminta ampun untuk mereka
atau engkau tidak meminta
ampun, Allah tidak sekali-kali akan
mengampunkan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak
memberi hidayat petunjuk kepada
kaum yang fasik. (6)
Golongan ketiga ialah
golongan kafir harbi, iaitu
kafir yang memusuhi dan
memerangi.
Golongan kafir. Mereka terbahagi
kepada 2 kumpulan iaitu:
a. Kafir Harbi – iaitu mereka
yang menzahirkan permusuhan
terhadap umat Islam samada
seperti menyerang, membunuh,
menyiksa, menekan, dan
sebagainya. Sebagai contoh,
golongan Yahudi Zionis yang
menyerang umat Islam di Palestin.
b. Kafir dzimmi – iaitu golongan
kafir yang tidak menzahirkan
permusuhan dengan umat Islam
samada yang tinggal bersama
umat Islam ataupun yang
mendiami Negara yang
berasingan dan tidak memusuhi
umat Islam secara jelas. Mereka ini
mengamalkan sikap perdamaian
dan toleransi sesama umat
Islam. Maka umat Islam disaran
untuk menjalinkan hubungan baik,
saling hormat menghormati,
bantu-membantu disamping
menyampaikan seruan dakwah
kepada mereka. Andainya dalam
sesebuah negara Islam, maka
kebajikan dan keselamatan kafir
dzimmi ini hendaklah dijaga dan
pertahankan oleh pemerintah
Islam dari dicabul haq mereka.
Bagi kafir harbi, mereka akan
memerangi bukan sahaja umat
Islam, malah mereka juga
memerangi kafir dzimmi. Cara
mereka memerangi tak
semestinya melalui senjata
api.Tetapi melalui pelabagai sudut
dan elemen cara hidup. Mereka
memerangi kita melalui
pendidikan. Sekolah-sekolah
mereka menafikan
kebenaran Islam. Mereka
memerangi kita melalui
kebudayaan, mereka galakkan
pergaulan bebas. Mereka perangi
kita melalui kesihatan, anak-anak
umat Islam yang dilahirkan
didendangkan dengan lagu-lagu
gereja. Mereka perangi kita
dengan ekonomi berlandaskan
riba'. Mereka perangi kita dengan
media cetak dan media elektronik
yang dengan majalah-majalah
lucah dan merosakkan akhlak
remaja. Mereka perangi kita
dengan pelbagai cara dan
elemen.Yang penting umat Islam
hancur binasa. Lantaran itu maka
rosaklah akhlak umat Islam.
Bagaimana hendak
menghadapi golongan kedua
(munafik) dan golongan
ketiga (kafir harbi) ini ?
Firman Allah SWT dalam Surah Al
Baqarah : 190 - 193 :
وَقَـٰتِلُواْ فِى سَبِيلِ
ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ
يُقَـٰتِلُونَكُمۡ وَلَا
تَعۡتَدُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا
يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِينَ )١٩٠ (
وَٱقۡتُلُوهُمۡ حَيۡثُ
ثَقِفۡتُمُوهُمۡ وَأَخۡرِجُوهُم
مِّنۡ حَيۡثُ أَخۡرَجُوكُمۡۚ
وَٱلۡفِتۡنَةُ أَشَدُّ مِنَ
ٱلۡقَتۡلِۚ وَلَا
تُقَـٰتِلُوهُمۡ عِندَ
ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ حَتَّىٰ
يُقَـٰتِلُوكُمۡ فِيهِۖ فَإِن
قَـٰتَلُوكُمۡ فَٱقۡتُلُوهُمۡۗ
كَذَٲلِكَ جَزَآءُ
ٱلۡكَـٰفِرِينَ )١٩١ ( فَإِنِ
ٱنتَہَوۡاْ فَإِنَّ ٱللَّهَ
غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ )١٩٢ (
وَقَـٰتِلُوهُمۡ حَتَّىٰ لَا
تَكُونَ فِتۡنَةٌ۬ وَيَكُونَ
ٱلدِّينُ لِلَّهِۖ فَإِنِ
ٱنتَہَوۡاْ فَلَا عُدۡوَٲنَ
إِلَّا عَلَى ٱلظَّـٰلِمِينَ
)١٩٣ )
Dan perangilah kerana
(menegakkan dan
mempertahankan) agama Allah
akan orang-orang yang
memerangi kamu dan janganlah
kamu melampaui batas (dengan
memulakan peperangan); kerana
sesungguhnya Allah tidak suka
kepada orang-orang yang
melampaui batas.(190) Dan
bunuhlah mereka (musuh yang
memerangi kamu) di mana sahaja
kamu dapati mereka dan usirlah
mereka dari tempat yang mereka
telah mengusir kamu dan
(ingatlah bahawa angkara) fitnah
itu lebih besar bahayanya
daripada pembunuhan dan
janganlah kamu memerangi
mereka di sekitar Masjidilharam
sehingga mereka memerangi
kamu di situ. Oleh itu kalau mereka
memerangi kamu (di situ), maka
bunuhlah mereka. Demikianlah
balasan bagi orang-orang yang
kafir. (191) Kemudian jika mereka
berhenti memerangi kamu (maka
berhentilah kamu) kerana
sesungguhnya Allah Maha
Pengampun, lagi Maha
Mengasihani. (192) Dan perangilah
mereka sehingga tidak ada lagi
fitnah dan (sehingga) menjadilah
agama itu semata-mata kerana
Allah. Kemudian jika mereka
berhenti maka tidaklah ada
permusuhan lagi melainkan
terhadap orang-orang yang zalim.
(193) (Al Baqarah : 190-193)
Setiap serangan dari golongan
kafir harbi dan munafik ini, kita
balas serangan mereka
berdasarkan syariat dan kita
jangan melampaui batas. Orang
yang melampaui batas adalah
orang yang zalim. Berlaku zalim
bukan dari ajaran Islam.
Andainya kita diserang dengan
pendidikan musuh yang
meruntuhkan akhlak umat Islam
khususnya remaja. Maka serang
semula dengan mewujudkan
pendidikan Islam yang mengajar
umat Islam untuk rasa bertauhid
dan beribadah. Andainya kita
diserang dengan ekonomi riba ’
oleh musuh, maka serang semula
dengan mewujudkan ekonomi
Islam yang mampu menyebarkan
kekayaan Negara kepada seluruh
masyarakat dan menjadi tunjang
kea rah pembangunan Negara.
Andainya kita diserang dengan
kebudayaan kuning musuh yang
beterasakan pergaulan bebas
tanpa batasan, arak dan maksiat,
maka kita serang semula dengan
kebudayaan Islam dengan
menzahirkan syariat dalam
berhibur, berpakaian,
bermasyarakat dan sebagainya.
Andainya kita diserang dengan
makanan yang haram, maka kita
serang semula dengan
mewujudkan industry dan kilang
makanan halal.Andainya kita
diserang dengan sistem
perubatan kafir yang
menyebabkan maruah aurat kita
terdedah, maka kita wujudkan
sistem perubatan Islam yang
bukan saja menjaga maruah
pesakit, malah memberikan
rawatan dengan caj yang
setimpal. Dan begitulah
seterusnya. Jangan sesekali kita
melampaui batas dalam membalas
serangan musuh dari golongan
kedua dan ketiga.
Di sini letaknya peranan
membangun hablumminannas.
Hablumminannas adalah
hubungan sesama manusia. Di
dalamnya terangkum tuntutan
fardhu kifayah dalam membina
hubungan dan menjaga hal ehwal
sesama manusia, tak kira sama
ada manusia itu beragama Islam,
mahu pun bukan Islam. Andainya
tuntutan hablumminannas ini
tertunai, hakikatnya terjagalah
kebajikan umat Islam. Terlindung
dan terselamatlah kepentingan
dan maruah umat Islam. Kerana
umat Islam sudah tidak
bergantung lagi kepada kaum
munafik dan kafir harbi yang
sentiasa memusuhi Islam. Cuba
bayangkan andainya tuntutan
hablumminannas terlaksana.
Masyarakat kita ada sistem
pendidikan Islam dari peringkat
tadika sehingga universiti.
Masyarakat kita ada rangkaian
jaringan ekonomi dari peringkat
gerai kecil-kecilan atau kiosk,
membawa kepada mini market,
kepada supermarket, kepada
hypermarket, kepada import &
export. Masyarakat Islam kita
punyai industri kecil, sederhana,
dan besar dalam menghasilkan
produk-produk keperluan harian
umat Islam yang dijamin halalan
toyyiban. Masyarakat Islam
punyai hospital Islam
menyediakan kemudahan
rawatan dan perubatan
bersyariat. Masyarakat Islam
punyai stesen penyiaran sendiri
dalam menyalurkan informasi
Islam dan dakwah. Masyarakat
Islam punyai sistem kebudayaan
Islam yang memperomosi hiburan
cara Islam, berpakaian cara Islam,
berakhlak dan berinteraksi secara
Islam. Dan lain-lain lagi. Alangkah
indahnya. Waktu itu bukan sahaja
umat Islam mendapat manfaat
atas kedamaian dan ketenangan
yang terzahir, malah masyarakat
bukan Islam juga dapat
menumpang keamanan dan
perkhidmatan yang ada.
Tetapi
Andainya umat Islam gagal
membangunkan hablumminannas,
maka terhinalah mereka kerana
terpaksa bergantung hidup
dengan hasil dan produk keluaran
musuh-musuh Islam.
Firman Allah SWT dalam Al Imran :
112 :
ضُرِبَتۡ عَلَيۡہِمُ ٱلذِّلَّةُ
أَيۡنَ مَا ثُقِفُوٓاْ إِلَّا
بِحَبۡلٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ
وَحَبۡلٍ۬ مِّنَ ٱلنَّاسِ
وَبَآءُو بِغَضَبٍ۬ مِّنَ
ٱللَّهِ وَضُرِبَتۡ عَلَيۡہِمُ
ٱلۡمَسۡكَنَةُۚ ذَٲلِكَ
بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ
يَكۡفُرُونَ بِـَٔايَـٰتِ
ٱللَّهِ وَيَقۡتُلُونَ
ٱلۡأَنۢبِيَآءَ بِغَيۡرِ
حَقٍّ۬ۚ ذَٲلِكَ بِمَا عَصَواْ
وَّكَانُواْ يَعۡتَدُونَ )١١٢ )
Mereka ditimpakan kehinaan
(dari segala jurusan) di mana
sahaja mereka berada, kecuali
dengan adanya sebab dari
Allah dan adanya sebab dari
manusia dan sudah sepatutnya
mereka beroleh kemurkaan dari
Allah dan mereka ditimpakan
kemiskinan (dari segala jurusan).
Yang demikian itu disebabkan
mereka sentiasa kufur ingkar akan
ayat-ayat Allah (perintah-
perintahNya) dan mereka
membunuh Nabi-nabi dengan
tiada alasan yang benar.
Semuanya itu disebabkan mereka
derhaka dan mereka sentiasa
mencerobohi (hukum-hukum
Allah).
Sabtu, 18 September 2010
WAHYU TERAKHIR YANG DI TURUNKAN KEPADA RASULULLAH SAW.
Diriwayatkan bahawa surah Al-
Maaidah ayat 3 diturunkan pada
sesudah waktu asar yaitu pada
hari Jumaat di padang Arafah
pada musim haji penghabisan
[Wada']. Pada masa itu
Rasulullah s.a.w. berada di
Arafah di atas unta. Ketika ayat
ini turun Rasulullah s.a.w.
tidak begitu jelas
penerimaannya untuk
mengingati isi dan makna yang
terkandung dalam ayat tersebut.
Kemudian Rasulullah s.a.w.
bersandar pada unta beliau, dan
unta beliau pun duduk perlahan-
lahan. Setelah itu turun malaikat
Jibril a.s. dan berkata:
"Wahai Muhammad,
sesungguhnya pada hari ini
telah disempurnakan urusan
agamamu, maka terputuslah apa
yang diperintahkan oleh Allah
s.w.t. dan demikian juga apa
yang terlarang olehnya. Oleh itu
kamu kumpulkan para
sahabatmu dan beritahu kepada
mereka bahawa hari ini adalah
hari terakhir aku bertemu
dengan kamu."
Setelah Malaikat Jibril a.s. pergi
maka Rasulullah s.a.w. pun
berangkat ke Mekah dan terus
pergi ke Madinah. Setelah
Rasulullah s.a.w.
mengumpulkan para sahabat
beliau, maka Rasulullah s.a.w.
pun menceritakan apa yang
telah diberitahu oleh malaikat
Jibril a.s.. Apabila para sahabat
mendengar hal yang demikian
maka mereka pun gembira
sambil berkata: "Agama kita
telah sempurna. Agama kila telah
sempurna."
Apabila Abu Bakar ra.
mendengar keterangan
Rasulullah s.a.w. itu, maka ia
tidak dapat menahan
kesedihannya maka ia pun
kembali ke rumah lalu mengunci
pintu dan menangis sekuat-
kuatnya. Abu Bakar ra. menangis
dari pagi hingga ke malam. Kisah
tentang Abu Bakar ra. menangis
telah sampai kepada para
sahabat yang lain, maka
berkumpullah para sahabat di
depan rumah Abu Bakar ra. dan
mereka berkata: "Wahai Abu
Bakar, apakah yang telah
membuat kamu menangis
sehingga begini sekali
keadaanmu? Seharusnya kamu
merasa gembira sebab agama
kita telah sempuma."
Mendengarkan pertanyaan dari
para sahabat maka Abu Bakar ra.
pun berkata, "Wahai para
sahabatku, kamu semua tidak
tahu tentang musibah yang
menimpa kamu, tidakkah kamu
tahu bahawa apabila sesualu
perkara itu telah sempuma maka
akan kelihatanlah akan
kekurangannya. Dengan
turunnya ayat tersebut bahawa
ia menunjukkan perpisahan kita
dengan Rasulullah s.a.w..
Hasan dan Husin menjadi yatim
dan para isteri nabi menjadi
janda."
Selelah mereka mendengar
penjelasan dari Abu Bakar ra.
maka sadarlah mereka akan
kebenaran kata-kata Abu Bakar
ra., lalu mereka menangis
dengan sekuat-kuatnya.
Tangisan mereka telah didengar
oleh para sahabat yang lain,
maka mereka pun terus
memberitahu Rasulullah s.a.w.
tentang apa yang mereka lihat
itu. Berkata salah seorang dari
para sahabat, "Ya Rasulullah
s.a.w., kami baru kembali dari
rumah Abu Bakar ra. dan kami
dapati banyak orang menangis
dengan suara yang kuat di
depan rumah beliau." Apabila
Rasulullah s.a.w. mendengar
keterangan dari para sahabat,
maka berubahlah muka
Rasulullah s.a.w. dan dengan
bergegas beliau menuju ke
rumah Abu Bakar ra.. Setelah
Rasulullah s.a.w. sampai di
rumah Abu Bakar ra. maka
Rasulullah s.a.w. melihat
kesemua mereka yang menangis
dan bertanya, "Wahai para
sahabatku, kenapakah kamu
semua menangis?." Kemudian Ali
ra. berkata, "Ya Rasulullah
s.a.w., Abu Bakar ra.
mengatakan dengan turunnya
ayat ini membawa tanda bahwa
waktu wafatmu telah dekat.
Adakah ini benar ya
Rasulullah?." Lalu Rasulullah
s.a.w. berkata: "Semua yang
dikatakan oleh Abu Bakar ra.
adalah benar, dan sesungguhnya
waktu untuk aku meninggalkan
kamu semua telah dekat".
Setelah Abu Bakar ra. mendengar
pengakuan Rasulullah s.a.w.,
maka ia pun menangis sekuat
tenaganya sehingga ia jatuh
pingsan. Sementara 'Ukasyah ra.
berkata kepada Rasulullah
s.a.w., 'Ya Rasulullah, waktu
itu saya anda pukul pada tulang
rusuk saya. Oleh itu saya hendak
tahu apakah anda sengaja
memukul saya atau hendak
memukul unta baginda."
Rasulullah s.a.w. berkata:
"Wahai 'Ukasyah, Rasulullah
s.a.w. sengaja memukul kamu."
Kemudian Rasulullah s.a.w.
berkata kepada Bilal ra., "Wahai
Bilal, kamu pergi ke rumah
Fathimah dan ambilkan
tongkatku ke mari." Bilal keluar
dari masjid menuju ke rumah
Fathimah sambil meletakkan
tangannya di atas kepala
dengan berkata, " Rasulullah
telah menyediakan dirinya
untuk dibalas [diqishash]."
Setelah Bilal sampai di rumah
Fathimah maka Bilal pun
memberi salam dan mengetuk
pintu. Kemudian Fathimah ra.
menyahut dengan berkata:
"Siapakah di pintu?." Lalu Bilal ra.
berkata: "Saya Bilal, saya telah
diperintahkan oleh Rasulullah
s.a.w. untuk mengambil tongkat
beliau. "Kemudian Fathimah ra.
berkata: "Wahai Bilal, untuk apa
ayahku minta tongkatnya."
Berkata Bilal ra.: "Wahai
Fathimah, Rasulullah s.a.w.
telah menyediakan dirinya
untuk diqishash." Bertanya
Fathimah ra. lagi: "Wahai Bilal,
siapakah manusia yang sampai
hatinya untuk menqishash
Rasulullah s.a.w.?" Bilal ra.
tidak menjawab pertanyaan
Fathimah ra., Setelah Fathimah
ra. memberikan tongkat
tersebut, maka Bilal pun
membawa tongkat itu kepada
Rasulullah s.a.w. Setelah
Rasulullah s.a.w. menerima
tongkat tersebut dari Bilal ra.
maka beliau pun menyerahkan
kepada 'Ukasyah.
Melihatkan hal yang demikian
maka Abu Bakar ra. dan Umar ra.
tampil ke depan sambil berkata:
"Wahai 'Ukasyah, janganlah
kamu qishash Rasulullah s.a.w.
tetapi kamu qishashlah kami
berdua." Apabila Rasulullah
s.a.w. mendengar kata-kata Abu
Bakar ra. dan Umar ra. maka
dengan segera beliau berkata:
"Wahai Abu Bakar, Umar
duduklah kamu berdua,
sesungguhnya Allah s.w.t. telah
menetapkan tempatnya untuk
kamu berdua." Kemudian Ali ra.
bangun, lalu berkata, "Wahai
'Ukasyah! Aku adalah orang
yang senantiasa berada di
samping Rasulullah s.a.w. oleh
itu kamu pukullah aku dan
janganlah kamu menqishash
Rasulullah s.a.w." Lalu
Rasulullah s.a.w. berkata,
"Wahai Ali duduklah kamu,
sesungguhnya Allah s.w.t. telah
menetapkan tempatmu dan
mengetahui isi hatimu." Setelah
itu Hasan dan Husin bangun
dengan berkata: "Wahai
'Ukasyah, bukankah kamu tidak
tahu bahwa kami ini adalah cucu
Rasulullah s.a.w., kalau kamu
menqishash kami sama dengan
kamu menqishash Rasulullah
s.a.w." Mendengar kata-kata
cucunya Rasulullah s.a.w. pun
berkata, "Wahai buah hatiku
duduklah kamu berdua." Berkata
Rasulullah s.a.w. "Wahai
'Ukasyah pukullah saya kalau
kamu hendak memukul."
Kemudian 'Ukasyah berkata: "Ya
Rasulullah s.a.w., anda telah
memukul saya sewaktu saya
tidak memakai baju." Maka
Rasulullah s.a.w. pun
membuka baju. Setelah
Rasulullah s.a.w. membuka
baju maka menangislah semua
yang hadir. Setelah 'Ukasyah
melihat tubuh Rasulullah s.a.w.
maka ia pun mencium beliau dan
berkata, "Saya tebus anda
dengan jiwa saya ya Rasulullah
s.a.w., siapakah yang sanggup
memukul anda. Saya melakukan
begini adalah sebab saya ingin
menyentuh badan anda yang
dimuliakan oleh Allah s.w.t.
dengan badan saya. Dan Allah
s.w.t. menjaga saya dari neraka
dengan kehormatanmu"
Kemudian Rasulullah s.a.w.
berkata, "Dengarlah kamu
sekalian, sekiranya kamu hendak
melihat ahli syurga, inilah
orangnya." Kemudian semua
para jemaah bersalam-salaman
atas kegembiraan mereka
terhadap peristiwa yang sangat
genting itu. Setelah itu para
jemaah pun berkata, "Wahai
'Ukasyah, inilah keuntungan
yang paling besar bagimu,
engkau telah memperolehi darjat
yang tinggi dan bertemankan
Rasulullah s.a.w. di dalam
syurga."
Apabila ajal Rasulullah s.a.w.
makin dekat maka beliau pun
memanggil para sahabat ke
rumah Aisyah ra. dan beliau
berkata: "Selamat datang kamu
semua semoga Allah s.w.t.
mengasihi kamu semua, saya
berwasiat kepada kamu semua
agar kamu semua bertaqwa
kepada Allah s.w.t. dan
mentaati segala perintahnya.
Sesungguhnya hari perpisahan
antara saya dengan kamu semua
hampir dekat, dan dekat pula
saat kembalinya seorang hamba
kepada Allah s.w.t. dan
menempatkannya di syurga.
Kalau telah sampai ajalku maka
hendaklah Ali yang
memandikanku, Fadhl bin Abbas
hendaklah menuangkan air dan
Usamah bin Zaid hendaklah
menolong keduanya. Setelah itu
kamu kafanilah aku dengan
pakaianku sendiri apabila kamu
semua menghendaki, atau
kafanilah aku dengan kain
Yaman yang putih. Apabila kamu
memandikan aku, maka
hendaklah kamu letakkan aku di
atas balai tempat tidurku dalam
rumahku ini. Setelah itu kamu
semua keluarlah sebentar
meninggalkan aku. Pertama
yang akan mensolatkan aku
ialah Allah s.w.t., kemudian
yang akan mensolat aku ialah
Jibril a.s., kemudian diikuti oleh
malaikat Israfil, malaikat Mikail,
dan yang akhir sekali malaikat
lzrail berserta dengan semua
para pembantunya. Setelah itu
baru kamu semua masuk
bergantian secara berkelompok
bersolat ke atasku."
Setelah para sahabat mendengar
ucapan yang sungguh menyayat
hati itu maka mereka pun
menangis dengan nada yang
keras dan berkata, "Ya
Rasulullah s.a.w. anda adalah
seorang Rasul yang diutus
kepada kami dan untuk semua,
yang mana selama ini anda
memberi kekuatan dalam
penemuan kami dan sebagai
penguasa yang menguruskan
perkara kami. Apabila anda
sudah tiada nanti kepada
siapakah akan kami tanya setiap
persoalan yang timbul nanti?."
Kemudian Rasulullah s.a.w.
berkata, "Dengarlah para
sahabatku, aku tinggalkan
kepada kamu semua jalan yang
benar dan jalan yang terang, dan
telah aku tinggalkan kepada
kamu semua dua penasihat yang
satu daripadanya pandai bicara
dan yang satu lagi diam sahaja.
Yang pandai bicara itu ialah Al-
Quran dan yang diam itu ialah
maut. Apabila ada sesuatu
persoalan yang rumit di antara
kamu, maka hendaklah kamu
semua kembali kepada Al-Quran
dan Hadis-ku dan sekiranya
hati kamu itu berkeras maka
lembutkan dia dengan
mengambil pelajaran dari mati."
Setelah Rasulullah s.a.w.
berkata demikian, maka sakit
Rasulullah s.a.w. bermula.
Dalam bulan safar Rasulullah
s.a.w. sakit selama 18 hari dan
sering diziaiahi oleh para
sahabat. Dalam sebuah kitab
diterangkan bahawa Rasulullah
s.a.w. diutus pada hari Isnin
dan wafat pada hari Isnin. Pada
hari Isnin penyakit Rasulullah
s.a.w. bertambah berat, setelah
Bilal ra. menyelesaikan azan
subuh, maka Bilal ra. pun pergi
ke rumah Rasulullah s.a.w..
Sesampainya Bilal ra. di rumah
Rasulullah s.a.w. maka Bilal ra.
pun memberi salam,
"Assalaarnualaika ya
Rasulullah." Lalu dijawab oleh
Fathimah ra., "Rasulullah s.a.w.
masih sibuk dengan urusan
beliau." Setelah Bilal ra.
mendengar penjelasan dari
Fathimah ra. maka Bilal ra. pun
kembali ke masjid tanpa
memahami kata-kata Fathimah
ra. itu. Apabila waktu subuh
hampir hendak lupus, lalu Bilal
pergi sekali lagi ke rumah
Rasulullah s.a.w. dan memberi
salam seperti permulaan tadi,
kali ini salam Bilal ra. telah di
dengar oleh Rasulullah s.a.w.
dan Rasulullah s.a.w. berkata,
"Masuklah wahai Bilal,
sesungguhnya penyakitku ini
semakin berat, oleh itu kamu
suruhlah Abu Bakar
mengimamkan solat subuh
berjemaah dengan mereka yang
hadir." Setelah mendengar kata-
kata Rasulullah s.a.w. maka
Bilal ra. pun berjalan menuju ke
masjid sambil meletakkan
tangan di atas kepala dengan
berkata: "Aduh musibah."
Setelah Bilal ra. sarnpai di masjid
maka Bilal ra. pun memberitahu
Abu Bakar tentang apa yang
telah Rasulullah s.a.w. katakan
kepadanya. Abu Bakar ra. tidak
dapat menahan dirinya apabila
ia melihat mimbar kosong maka
dengan suara yang keras Abu
Bakar ra. menangis sehingga ia
jatuh pingsan. Melihatkan
peristiwa ini maka riuh rendah
tangisan sahabat dalam masjid,
sehingga Rasulullah s.a.w.
bertanya kepada Fathimah ra.;
"Wahai Fathimah apakah yang
telah berlaku?." Maka Fathimah
ra. pun berkata: "Kekecohan
kaum muslimin, sebab anda
tidak pergi ke masjid." Kemudian
Rasulullah s.a.w. memanggil Ali
ra. dan Fadhl bin Abas ra., lalu
Rasulullah s.a.w. bersandar
kepada kedua mereka dan terus
pergi ke masjid. Setelah
Rasulullah s.a.w. sampai di
masjid maka Rasulullah s.a.w.
pun bersolat subuh bersama
dengan para jemaah.
Setelah selesai solat subuh maka
Rasulullah s.a.w. pun berkata,
"Wahai kaum muslimin, kamu
semua senantiasa dalam
pertolongan dan pemeliharaan
Allah s.w.t., oleh itu hendaklah
kamu semua bertaqwa kepada
Allah s.w.t. dan mengerjakan
segala perintahnya.
Sesungguhnya aku akan
meninggalkan dunia ini dan
kamu semua, dan hari ini adalah
hari pertama aku di akhirat dan
hari terakhir aku di dunia."
Setelah berkata demikian maka
Rasulullah s.a.w. pun pulang
ke rumah beliau. Kemudian Allah
s.w.t. mewahyukan kepada
malaikat lzrail a.s., "Wahai lzrail,
pergilah kamu kepada kekasihku
dengan sebaik-baik rupa, dan
apabila kamu hendak mencabut
ruhnya maka hendaklah kamu
melakukan dengan cara yang
paling lembut sekali. Apabila
kamu pergi ke rumahnya maka
minta izinlah terlebih dahulu,
kalau ia izinkan kamu masuk,
maka masuklah kamu ke
rumahnya dan kalau ia tidak
mengizinkan kamu masuk maka
hendaklah kamu kembali
padaku."
Setelah malaikat lzrail mendapat
perintah dari Allah s.w.t. maka
malaikal lzrail pun turun dengan
menyerupai orang Arab Badwi.
Setelah malaikat lzrail sampai di
depan rumah Rasulullah s.a.w.
maka ia pun memberi salam,
"Assalaamu alaikum yaa ahla
baitin nubuwwati wa ma
danir risaalati a
adkhulu ?" (Mudah-mudahan
keselamatan tetap untuk kamu
semua sekalian, wahai penghuni
rumah nabi dan sumber risaalah,
bolehkan saya masuk?) Apabila
Fathimah mendengar orang
memberi salam maka ia-pun
berkata; "Wahai hamba Allah,
Rasulullah s.a.w. sedang sibuk
sebab sakitnya yang semakin
berat." Kemudian malaikat lzrail
berkata lagi seperti
dipermulaannya, dan kali ini
seruan malaikat itu telah
didengar oleh Rasulullah s.a.w.
dan Rasulullah s.a.w. bertanya
kepada Fathimah ra., "Wahai
Fathimah, siapakah di depan
pintu itu." Maka Fathimah ra. pun
berkata, "Ya Rasulullah, ada
seorang Arab badwi memanggil
mu, dan aku telah katakan
kepadanya bahawa anda sedang
sibuk sebab sakit, sebaliknya dia
memandang saya dengan tajam
sehingga terasa menggigil
badan saya." Kemudian
Rasulullah s.a.w. berkata;
"Wahai Fathimah, tahukah kamu
siapakah orang itu?." Jawab
Fathimah, "Tidak ayah." "Dia
adalah malaikat lzrail, malaikat
yang akan memutuskan segala
macam nafsu syahwat yang
memisahkan perkumpulan-
perkumpulan dan yang
memusnahkan semua rumah
serta meramaikan kubur."
Fathimah ra. tidak dapat
menahan air matanya lagi
setelah mengetahui bahawa
saat perpisahan dengan
ayahandanya akan berakhir, dia
menangis sepuas-puasnya.
Apabila Rasulullah s.a.w.
mendengar tangisan Falimah ra.
maka beliau pun berkata:
"Janganlah kamu menangis
wahai Fathimah, engkaulah
orang yang pertama dalam
keluargaku akan bertemu
dengan aku." Kemudian
Rasulullah s.a.w. pun
mengizinkan malaikat lzrail
masuk. Maka malaikat lzrail pun
masuk dengan mengucap,
"Assalamuaalaikum ya
Rasulullah." Lalu Rasulullah
s.a.w. menjawab: "Wa alaikas
saalamu, wahai lzrail engkau
datang menziarahi aku atau
untuk mencabut ruhku?" Maka
berkata malaikat lzrail:
"Kedatangan saya adalah untuk
menziarahimu dan untuk
mencabut ruhmu, itupun kalau
engkau izinkan, kalau engkau
tidak izinkan maka aku akan
kembali." Berkata Rasulullah
s.a.w., "Wahai lzrail, di manakah
kamu tinggalkan Jibril?" Berkata
lzrail: "Saya tinggalkan Jibril di
langit dunia, para malaikat
sedang memuliakan dia." Tidak
beberapa lama kemudian Jibril
a.s. pun turun dan duduk di
dekat kepala Rasulullah s.a.w..
Apabila Rasulullah s.a.w.
melihat kedatangan Jibril a.s.
maka Rasulullah s.a.w. pun
berkata: "Wahai Jibril, tahukah
kamu bahawa ajalku sudah
dekat" Berkata Jibril a.s., "Ya aku
tahu" Rasulullah s.a.w.
bertanya lagi, "Wahai Jibril,
beritahu kepadaku kemuliaan
yang menggembirakan aku disisi
Allah s.w.t" Berkata Jibril a.s.,
"Sesungguhnya semua pintu
langit telah dibuka, para malaikat
bersusun rapi menanti ruhmu
dilangit. Kesemua pintu-pintu
syurga telah dibuka, dan
kesemua bidadari sudah berhias
menanti kehadiran ruhmu."
Berkata Rasulullah s.a.w.:
"Alhamdulillah, sekarang kamu
katakan pula tentang umatku di
hari kiamat nanti." Berkata Jibril
a.s., " Allah s.w.t. telah
berfirman yang
bermaksud, "Sesungguhnya
aku telah melarang semua
para nabi masuk ke dalam
syurga sebelum engkau
masuk terlebih dahulu, dan
aku juga melarang semua
umat memasuki syurga
sebelum umatmu memasuki
syurga."
Berkata Rasulullah s.a.w.:
"Sekarang aku telah puas hati
dan telah hilang rasa susahku."
Kemudian Rasulullah s.a.w.
berkata: "Wahai lzrail,
mendekatlah kamu kepadaku."
Setelah itu Malaikat lzrail pun
memulai tugasnya, apabila ruh
beliau sampai pada pusat, maka
Rasulullah s.a.w. pun berkata:
"Wahai Jibril, alangkah
dahsyatnya rasa mati." Jibrila.s.
mengalihkan pandangan dari
Rasulullah s.a.w. apabila
mendengar kata-kata beliau itu.
Melihatkan telatah Jibril a.s. itu
maka Rasulullah s.a.w. pun
berkata: "Wahai Jibril, apakah
kamu tidak suka melihat
wajahku?" Jibril a.s. berkata:
"Wahai kekasih Allah, siapakah
orang yang sanggup melihat
wajahmu dikala kamu dalam
sakaratul maut?" Anas bin Malik
ra. berkata: "Apabila ruh
Rasulullah s.a.w. telah sampai
di dada beliau telah
bersabda, "Aku wasiatkan
kepada kamu agar kamu
semua menjaga solat dan
apa-apa yang telah
diperintahkan ke atasmu."
Ali ra. berkata: "Sesungguhnya
Rasulullah s.a.w. ketika
menjelang saat-saat terakhir,
telah mengerakkan kedua bibir
beliau sebanyak dua kali, dan
saya meletakkan telinga, saya
dengan Rasulullah s.a.w.
berkata: "Umatku, umatku."
Telah bersabda Rasulullah
s.a.w. bahawa: "Malaikat Jibril
a.s. telah berkata kepadaku;
"Wahai Muhammad,
sesungguhnya Allah s.w.t. telah
menciptakan sebuah laut di
belakang gunung Qaf, dan di
laut itu terdapat ikan yang selalu
membaca selawat untukmu,
kalau sesiapa yang mengambil
seekor ikan dari laut tersebut
maka akan lumpuhlah kedua
belah tangannya dan ikan
tersebut akan menjadi batu."
Larangan bersentuhan tangan dengan ( bersalaman ) dengan wanita.
Dalil pertama:
Daripada Ma’qil B. Yasar
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda:
لأن يطعن في رأس رجل بمخيط من حديد
خير من أن يمس امرأة لا تحل له
Terjemahan: Sekiranya kepala
salah seorang daripada kamu
ditusuk dengan jarum besi, itu
adalah lebih baik bagi kamu
daripada kamu menyentuh wanita
yang tidak halal bagi kamu. (Hadis
Riwayat ath-Thabrani, Mu’jam al-
Kabir, 20/211-212, no. 486 & 487)
Takhrij: Hadis Riwayat ath-
Thabrani, Mu ’jam al-Kabir,
20/211-212, no. 486 & 487. Al-
Haitsami berkata: Para perawinya
adalah perawi yang sahih. Imam
al-Mundziri berkata: para perawi
ath-Thabrani adalah tsiqah dan
termasuk para perawi yang sahih.
Disahihkan oleh Syaikh al-Albani,
as-Silsilah ash-Shohihah, 1/447, no.
226.
Juga diriwayatkan oleh ar-
Ruwaiyani, al-Musnad, 2/227 dari
jalur Nashr B. ‘Ali, beliau berkata:
“Ayahku menceritakan kepada
kami, Syadad B. Sa’id telah
menceritakan kepada kami,
daripada Abu al-Alla ’, beliau
berkata, Ma’qil B. Yasar telah
menceritakan kepadaku secara
marfu ’... (hadis di atas).”
Syaikh al-Albani berkata tentang
sanad hadis ini (riwayat ar-
Ruwaiyani): Ini adalah sanad yang
bagus (jayyid). Semua perawinya
tsiqah dan termasuk para perawi
al-Bukhari dan Muslim, kecuali
Syaddad B. Sa’id yang hanya
merupakan perawi Imam Muslim
sahaja. Ada sedikit komentar
terhadapnya yang tidak boleh
menurunkannya dari status hasan.
Dengan sebab itu, Imam Muslim
hanya meriwayatkan daripadanya
sebagai syawahid. Adz-Dzahabi
mengatakan dalam al-Mizan
sebagai Sholihul hadis (hadis yang
bagus). Al-Hafiz Ibnu Hajar berkata
di dalam at-Taqrib sebagai Shoduq
yukhthi (jujur namun sering
tersilap). (Rujuk: al-Albani, as-
Silsilah ash-Shohihah, 1/447)
Penjelasan:
Syaikh al-Albani rahimahullah
berkata:
و في الحديث وعيد شديد لمن مس
امرأة لا تحل له ، ففيه دليل على
تحريم مصافحة النساء لأن ذلك مما
يشمله المس دون شك ، و قد بلي بها
كثير من المسلمين في هذا العصر و
فيهم بعض أهل العلم ، و لو أنهم
استنكروا ذلك بقلوبهم ، لهان
الخطب بعض الشيء ، و لكنهم يستحلون
ذلك ، بشتى الطرق و التأويلات
Terjemahan: Pada hadis ini
terdapat ancaman yang keras
(tegas) kepada sesiapa sahaja
yang menyentuh wanita
ajnabiyah (yang bukan mahram).
Padanya juga terdapat dalil atas
haramnya bersalaman
(mushofahah) dengan wanita.
Sebab itu, tidak diragukan bahawa
bersalaman itu mengandungi
unsur bersentuhan. Pada masa ini,
umat Islam banyak diuji dengan
situasi ini, dan di antara mereka
adalah dari kalangan ahli ilmu.
Sekiranya mereka mengingkari
perkara tersebut dengan hati
mereka, tentu ada sedikit
kemudahan untuk menasihati
mereka. Tetapi sayangnya, mereka
menghalalkan perkara tersebut
dengan pelbagai cara (jalan) dan
takwilan (penafsiran). (Rujuk: al-
Albani, as-Silsilah ash-Shohihah al-
Kamilah, 1/225)
Dalil Kedua:
Daripada Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Sallam bersabda:
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ
نَصِيبُهُ مِنْ الزِّنَا
مُدْرِكٌ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ
فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا
النَّظَرُ وَالْأُذُنَانِ
زِنَاهُمَا الِاسْتِمَاعُ
وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلَامُ
وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ
وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا
وَالْقَلْبُ يَهْوَى
وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ
الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
Terjemahan: Persoalan anak Adam
berkaitan zina telah ditentukan.
Tidak mustahil, ia pasti
melakukannya. Dua mata berzina
dengan melihat, dua telinga
berzina dengan mendengar, lidah
berzina dengan berkata-kata,
tangan berzina dengan
menyentuh, kaki berzina dengan
melangkah, hati berzina dengan
angan-angan (kehendak), dan
kemaluanlah yang akan
membenarkan (merealisasikan)
atau mendustakan semua itu.
(Hadis Riwayat Muslim, Shohih
Muslim, 13/125, no. 4802)
Kaedah pengambilan dalil adalah
dari perkataan:
وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ
... dan tangan berzina dengan
menyentuh. (Dari hadis di atas)
Dalam riwayat Ahmad disebutkan:
وَالْيَدُ زِنَاهَا اللَّمْسُ
... dan tangan berzina dengan
menyentuh.
Dalam riwayat Ibnu Hibban juga
disebutkan:
وَالْيَدُ زِنَاؤُهَا اللَّمْسُ
... dan tangan berzina dengan
menyentuh.
Imam an-Nawawi rahimahullah
menjelaskan:
معنى الحديث أن بن آدم قدر عليه
نصيب من الزنى فمنهم من يكون زناه
حقيقيا بادخال الفرج في الفرج
الحرام ومنهم من يكون زناه مجازا
بالنظر الحرام اوالاستماع إلى
الزنى وما يتعلق بتحصيله او بالمس
باليد بأن يمس أجنبية بيده او
يقبلها او بالمشي بالرجل إلى
الزنى اوالنظر او اللمس او الحديث
الحرام مع اجنبية ونحو ذلك او
بالفكر بالقلب
Makna hadis di atas adalah
bahawa setiap anak Adam itu
ditakdirkan untuk melakukan
perbuatan zina. Di antara mereka
ada yang melakukan zina dengan
sebenar-benarnya, iaitu dengan
memasukkan kemaluannya ke
dalam kemaluan wanita secara
haram. Di antara mereka ada yang
zinanya secara majaz (kiasan),
iaitu dengan melihat perkara-
perkara yang haram, atau dengan
mendengar sesuatu yang
mengajak kepada perzinaan dan
usaha-usaha untuk melakukan
kepada zina, atau dengan
sentuhan tangan, atau menyentuh
wanita ajnabiyah (yang bukan
mahram) dengan tangannya, atau
menciumnya. Atau dengan
melangkah kaki menuju tempat
perzinaan, melihat, menyentuh,
atau berkata-kata dengan cara
yang haram bersama dengan
wanita ajnabiyah (yang bukan
mahram), atau berangan-angan
(imaginasi/berniat) dengan
hatinya. (an-Nawawi, al-Minhaj
Syarah Shohih Muslim, 16/206)
Dalil ketiga:
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
tidak pernah bersalaman dengan
wanita yang tidak halal baginya
walaupun dalam peristiwa bai ’at.
Daripada ‘Aisyah radhiyallahu
‘anhu, beliau berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَايِعُ
النِّسَاءَ بِالْكَلَامِ
بِهَذِهِ الْآيَةِ } لَا
يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا {
قَالَتْ وَمَا مَسَّتْ يَدُ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَ
امْرَأَةٍ إِلَّا امْرَأَةً
يَمْلِكُهَا
Terjemahan: Bahawasanya Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
berbai’at dengan kaum wanita
secara lisan (tanpa bersalaman)
untuk ayat “Janganlah kamu
mensyirikkan Allah dengan segala
sesuatu ”. Dan tangan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tidak
pernah menyentuh tangan wanita
melainkan wanita yang
dimilikinya. (Hadis Riwayat al-
Bukhari, Shohih al-Bukhari,
22/160, no. 6674)
Juga melalui hadis ini:
وَلَا وَاللَّهِ مَا مَسَّتْ
يَدُهُ يَدَ امْرَأَةٍ قَطُّ فِي
الْمُبَايَعَةِ مَا
يُبَايِعُهُنَّ إِلَّا
بِقَوْلِهِ قَدْ بَايَعْتُكِ
عَلَى ذَلِكِ
Terjemahan: Tidak, demi Allah,
tidak pernah walau sekali pun
tangannya (tangan Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam)
menyentuh tangan seorang
wanita ketika melakukan bai'at.
Beliau tidak membai'at para
wanita melainkan hanya dengan
mengatakan: “Aku telah menerima
bai'at kamu untuk perkara-
perkara tersebut. ”. (Hadis Riwayat
al-Bukhari, Shohih al-Bukhari,
15/165, no. 4512)
Daripada Umaimah Binti Ruqaiqah,
ia menyatakan:
أتيت رسول الله صلى الله عليه وسلم
في نساء لنبايعه، فأخذ علينا ما في
القرآن: } أَنْ لا يُشْرِكْنَ
بِاللَّهِ شَيْئًا { الآية، وقال:
"فيما استطعتن وأطقتن"، قلنا: الله
ورسوله أرحم بنا من أنفسنا، قلنا:
يا رسول الله، ألا تصافحنا؟ قال
"إني لا أصافح النساء، إنما قولي
لامرأة واحدة كقولي لمائة امرأة
Terjemahan: Aku pernah berjumpa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam bersama beebrapa orang
wanita untuk berbai ’at kepada
beliau. Maka beliau pun membai’at
kami dengan apa yang terdapat di
dalam al-Qur ’an, iaitu kami tidak
boleh mensyirikkan Allah dengan
segala sesuatu. Lalu beliau
bersabda, “Iaitu berkenaan
dengan apa yang kamu mampu
dan sanggupi. ”
Maka kami pun berkata, “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih menyayangi
kami daripada diri kami sendiri. ”
Seterusnya kami mengatakan,
“ Wahai Rasulullah, tidakkah kita
perlu bersalaman?”
Beliau menjawab, “Sesungguhnya
aku tidak bersalaman dengan
wanita. Ucapanku kepada seorang
wanita bersamaan dengan untuk
seratus orang wanita. ” (Hadis
Riwayat Ahmad, Musnad Ahmad,
44/559, no. 27009. Tahqiq Syaikh
Syu ’aib al-Arnauth: Isnadnya
sahih, perawinya tsiqah daripada
perawi syaikhain (al-Bukhari &
Muslim) kecuali Umaimah Binti
Ruqaiqah. Al-Hafiz Ibnu Katsir
berkata di dalam tafsirnya, 8/96:
Sanad hadis ini sahih,
diriwayatkan juga oleh at-
Tirmidzi, an-Nasaa ’i, dan Ibnu
Majah daripada hadits Sufyan B.
‘ Uyainah. Juga diriwayatkan oleh
an-Nasaa’i daripada hadits ats-
Tsauri dan Malik B. Anas.
Semuanya bersumberkan daripada
Muhammad B. Al-Munkadir. At-
Tirmidzi menyatakan: Hadis ini
hasan sahih)
Syaikh Muhammad al-Amin asy-
Syanqithi rahimahullah berkata di
dalam tafsirnya:
أن النبيّ صلى الله عليه وسلم ثبت
عنه أنّه قال: "إني لا أصافح
النساء"، الحديث. واللَّه يقول:
}لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ
اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ { ،
فيلزمنا ألاّ نصافح النساء اقتداء
به صلى الله عليه وسلم، ... وكونه
صلى الله عليه وسلم لا يصافح
النساء وقت البيعة دليل واضح على
أن الرجل لا يصافح المرأة، ولا
يمسّ شىء من بدنه شيئًا من بدنها؛
لأن أخفّ أنواع اللّمس المصافحة،
فإذا امتنع منها صلى الله عليه
وسلم في الوقت الذي يقتضيها وهو
وقت المبايعة، دلَّ ذلك على أنها
لا تجوز، وليس لأحد مخالفته صلى
الله عليه وسلم، لأنه هو المشرع
لأُمّته بأقواله وأفعاله وتقريره
Terjemahan: Bahawasanya telah
tsabit daripada Nabi Shallallahu
‘ alaihiw a Sallam, beliau berkata,
“Sesungguhnya aku tidak pernah
bersalaman dengan kaum wanita.”
Dan Allah telah berfirman:
“ Sesungguhnya telah ada pada
diri Rasulullah itu contoh tauladan
yang baik. ”. Dengan itu, demi
untuk mencontohi/mengikuti
beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,
maka kita tidak bersalaman
tangan dengan wanita ajnabiyah...
dan sikap beliau Shallallahu ‘alaihi
wa Sallam yang tidak bersalaman
tangan dengan wanita di ketika
melakukan bai ’ah adalah
merupakan dalil yang sangat jelas
bahawa seseorang lelaki tidak
boleh bersalaman tangan dengan
wanita yang bukan mahramnya
dan tidak dibenarkan sama sekali
dari anggota badannya
menyentuhnya. Ini adalah ekrana
bentuk sentuhan yang paling
ringan adalah dengan bersalaman.
Apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam sendiri enggan untuk
bersalaman dengan wanita
ajnabiyah di ketika waktu-waktu
yang sangat diperlukan untuk
bersalaman iaitu di ketika waktu
berbai ’at, maka ini menunjukkan
bahawa bersalaman tangan
dengan kaum wanita ajnabiyah
itu adalah tidak dibenarkan.
Sesiapa pun tidak wajar untuk
menyelisihi beliau. Kerana beliau
adalah yang membawa/
menetapkan syari’at untuk umat
beliau sama ada dengan ucapan,
perbuatan, ataupun pembenaran
(taqrir). (al-Amin asy-Syanqitihi,
Adhwa ’ul Bayan fii Idhahal Qur’an
bil Qur’an, 6/256)
Beliau juga menyatakan:
وإنما أمر بغضّ البصر خوف الوقوع
في الفتنة، ولا شكّ أن مسّ البدن
للبدن، أقوى في إثارة الغريزة،
وأقوى داعيًا إلى الفتنة من النظر
بالعين، وكل منصف يعلم صحّة ذلك
Menundukkan pandangan (antara
lelaki dengan wanita) adalah
diwajibkan kerana dibimbangi
akan mengakibatkan kepada
fitnah. Tidak dinafikan bahawa
sentuhan anggota tubuh lelaki ke
tubuh wanita yang bukan
mahram adalah merupakan faktor
yang paling kuat untuk
membangkitkan naluri syahwat
dan pendorong yang paling kuat
menuju fitnah berbanding
pandangan mata. Setiap orang
yang normal memahami
kebenaran perkara ini...
أن ذلك ذريعة إلى التلذّذ
بالأجنبية، لقلّة تقوى اللَّه في
هذا الزمان وضياع الأمانة، وعدم
التورّع عن الريبة
Terjemahan: Bahawasanya ini
semua (bersalaman di antara lelaki
dengan wanita yang bukan
mahram) membawa kepada usaha
menikmatinya, disebabkan
berkurangnya sifat taqwa kepada
Allah di zaman ini, hilangnya sikap
amanah, dan kosongnya nilai
kehati-hatian. (al-Amin asy-
Syanqitihi, Adhwa ’ul Bayan fii
Idhahal Qur’an bil Qur’an, 6/257)
Pandangan Para Ulama
Bermazhab Syafi ’i:
Imam an-Nawawi rahimahullah
berkata:
أن كلام الأجنبية يباح سماعه عند
الحاجة وأن صوتها ليس بعورة وأنه
لايلمس بشرة الأجنبية من غير
ضرورة كتطبب وقصد وحجامة وقلع ضرس
وكحل عين ونحوها مما لا توجد امرأة
تفعله جاز للرجل الأجنبى فعله
للضرورة وفى قط خمس لغات
Perkataan (suara) wanita
ajnabiyah boleh kita dengari di
ketika ada keperluan dan
suaranya tidak termasuk aurat,
menyentuh kulit wanita ajnabiyah
tidak dibolehkan tanpa adanya
alasan darurat seperti sebab
perubatan, pendarahan, bekam,
mencabut gigi, dan seumpamanya,
di mana tiada wanita yang
sanggup melakukannya. Lelaki
yang bukan mahram dibenarkan
melakukannya disebabkan alasan
darurat tertentu. (Imam an-
Nawawi, Syarah Shohih Muslim,
13/10)
Beliau juga berkata:
حيث حرم النظر حرم المس بطريق
الأولى لأنه أبلغ لذة فيحرم
Terjemahan: Disebabkan melihat
wanita yang bukan mahram itu
diharamkan, sudah tentu
menyentuh kulitnya lebih
diharamkan lagi. Ini adalah kerana
menyentuh lebih mudah
membangkitkan syahwat. (Imam
an-Nawawi, Raudhatut Tholibin
wa ‘Umdatul Muftiin, 7/27)
Al-Hafiz Ibnu Hajar al-‘Asqalani
rahimahullah berkata tentang
hadis pembai ’atan para wanita
kepada Rasulullah tanpa
bersalaman:
ومنع لمس بشرة الأجنبية من غير
ضرورة لذلك
Hadis tersebut mengandungi
penjelasan larangan menyentuh
wanita ajnabiyah (yang bukan
mahram) tanpa adanya alasan
darurat untuk menyentuhnya. (al-
Hafiz Ibnu Hajar, Fathul Bari,
13/204)
Wallahu ‘alam...
Sumber: http://fiqh-
sunnah.blogspot.com/
Sekadar renungan pilihlah..
semoga bermanfaat.. ^_^
Katakanlah kepada orang laki-laki
yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandanganya, dan
memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka
perbuat
(An Nuur 24:30)
Katakanlah kepada wanita yang
beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah
mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan
kain kudung kedadanya, dan
janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada
suami mereka, atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau
putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putera-putera saudara lelaki
mereka, atau putera-putera
saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita islam, atau budak-
budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang
tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak
yang belum mengerti tentang
aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kakinyua
agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah, hai orang-orang
yang beriman supaya kamu
beruntung.
(An Nuur 24:31)
Kamis, 16 September 2010
PERANG BADAR
Mungkin ramai yang tahu
tentang perang BADAR ialah
perang pertama Islam
menentang kafir quraisy tapi
sejauh mana sirah ini dihayati?
Tahukah anda bahawa
peperangan ini bukanlah
peperangan yang diduga oleh
Rasulullah?Tahukah anda
bahawa tentera Islam hanya
mempunyai 2 ekor kuda ketika
itu? Tahukah anda bahawa
Rasulullah menangis sampai
teresak-esak memohon janji
daripada Allah?Tahukah anda
bahawa para sahabat begitu
takut menghadapi peperangan
ini?
Perang BADAR adalah perang
yang paling penting dalam dunia
Islam.Masakan perang ini tidak
penting sehingga Rasulullah
berdoa:
Ya Allah,jika Engkau
kalahkan Islam pada perang
ini,nescaya tidak akan ada
lagi manusia yang akan
menyembah Engkau….
Perang ini menyaksikan bahawa
313 orang kaum Muslimin yang
mempunyai 2 ekor kuda dan 70
ekor unta menentang 1300
orang Kafir Quraisy yang mana
mempunyai 100 ekor
unta,lengkap berbaju besi dan
bilangan unta yang sangat
banyak.Tentera Islam dipimpin
sendiri oleh Rasulullah dan
tentera Kafir Quraisy dipimpin
oleh Abu Jahal.Tentera Islam
menunggang kuda dan unta
secara bergilir dan mereka
hanya bersenjatakan pelepah
tamar,cangkul,batang kayu dan
batu.Manakala tentera Kafir
lengkap berpedang.
7 Ramadhan tanggal
bersejarah,tarikh di mana
berlakunya pertumpahan
darah,antara tentera berhala dan
tentera Allah.Pokok
cerita,tentera Muslimin keluar
300 orang lebih untuk
menunjukkan kekuatan negara
Madinah,tidak terlintas lansung
untuk berperang. Khafilah Abu
Sufyan menjadi sasaran,bukan
untuk ditangkap atau
dibunuh,tetapi untuk
digerunkan.Namun, takdir telah
menentukan peperangan akan
berlaku,Abu Sufyan menghantar
utusan ke Makkah untuk
meminta bantuan
ketenteraan.Abu Jahal tanpa
berfikir panjang telah
mengerahkan 1000 orang lebih
untuk turun berperang.
Maklumat tentang serangan Abu
Jahal bocor kepada
Rasulullah,tanpa
berlengah,Rasulullah terus
mengumpulkan sahabat-sahabat
daripada Ansar dan Muhajirin
untuk bermusyawwarah.Belum
sempat musyuarat berjalan lebih
jauh,Miqdad Bin Al-Aswad lekas
bangun dan mula berpidato:
“Ya Rasulullah (SAW)!, Kami
tidak akan mengatakan
kepadamu seperti apa yang
dikatakan oleh bani Israel
kepada Musa (AS), ‘Pergilah
kamu bersama Tuhanmu,
kami duduk (menunggu) di
sini’( Dalam surah Al-
Maidah). Pergilah bersama
dengan keberkahan Allah
dan kami akan bersama
dengan mu !”.
Rasulullah gembira
mendengarnya namun
Rasulullah diam kerana dalam
hati baginda,baginda memang
yakin dengan kaum Muhajirin
dan kini,Rasulullah menunggu
pengakuan daripada kaum
Ansar.Melihat Rasulullah
diam,seorang sahabat
Ansar,Sa ’ad Ibnu Mu’az, bangun
dan berpidato:
“Demi Allah, Kami telah
beriman kepadamu,
sehingga kami akan selalu
membenarkanmu. Dan kami
bersaksi bahwa ajaran yang
engkau bawa adalah benar.
Karena itu, kami berjanji
untuk selalu mentaati dan
mendengarkan perintahmu.
Berangkatlah wahai
Rasululah Shalallahu ‘alaihi
wasallam, jika itu yang
engkau kehendaki. Demi
Dzat yang telah
mengutusmu dengan nilai-
nilai kebenaran, seandainya
engkau membawa kami ke
laut itu, kemudian engkau
benar-benar
mengarunginya, niscaya
kami pun akan
mengikutimu. Sungguh,
tidak akan ada satu pun
tentara kami yang akan
tertinggal dan kami tidak
takut sedikit pun kalau
memang engkau memper
temukan kami dengan
musuh-musuh kami esok
hari. Sesungguhnya, kami
adalah orang-orang yang
terbiasa hidup dalam
peperangan dan melakukan
pertempuran. Semoga Allah
memperlihatkan kepadamu
berbagai hal dari kami yang
dapat memberikan
kebahagiaan bagimu. Maka,
marilah kita berjalan menuju
berkah Allah.”
Rasulullah sangat gembira
mendengar kedua-dua
pengakuan wakil daripada 2
kaum itu,lantas baginda
bersabda:
“Majulah ke depan dan
yakinlah yang Allah telah
menjajikan kepadaku satu
dari keduanya (khafilah
dagang atau perang), dan
demi Allah, seolah olah aku
telah dapat melihat pasukan
musuh terbaring kalah”.
Maka tentera Islam pun mula
berjalan mendaki gunung BADAR
dan mereka berhenti seketika
untuk berehat.Tatkala inilah
seorang sahabat yang bernama
Hubab Bin Mundhir darang
mendekati Rasulullah dan
bertanya adakah pemilihan
tempat ini sebagai medan
peperangan merupakan wahyu
Allah atau tidak dan baginda
menjawab tidak tetapi tempat
ini pilihan musyawwarah.Lalu
Hubab memberi pendapatnya
supaya tentera Islam berpindah
ke selatan,tempat yang
berdekatan dengan sumber
air.Kemudian membuat kolam
persediaan air dan
menghancurkan sumber-sumber
air yang lain.Rasulullah bersetuju
dengan cadangan Hubab. Seusai
Hubab memberi
cadangannya,Sa ’ad Bin Muaz pun
memberi cadangannya yang
mana dia ingin membangunkan
benteng kepada Rasulullah
sebagai tempat berlindung dan
ini juga diterima oleh Rasulullah.
Rasulullah pulang ke khemah
bersama dengan Abu Bakar.Dan
pada waktu malam,Rasulullah
sujud begitu lama sehingga
serban yang dipakainya
jatuh.Air matanya mengalir
hebat.Zikir ‘Ya Hayyu Ya
Qayyum’ tidak henti-henti
daripada mulut Rasulullah.Abu
Bakar yang berada di tepi
baginda ketika itu menegur nabi
dan memberitahu bahawa:
“Wahai Nabi Allah,cukuplah
bagi mu mengingatkan
Allah tentang janji-janji
Nya.Sesungguhnya Dia akan
memberikan apa yang
dijanjikan Nya kepada mu.”
Bukanlah Rasulullah tidak yakin
dengan janji Allah,tetapi
Rasulullah juga manusia.Terdetik
juga di hatinya gerun dan
takut.Jadi kepada Allah sahaja
dia meluahkan segala-
galanya.Kemudian Allah
menurunkan wahyu Nya:
” Agar Allah swt
menetapkan yang hak
( Islam ) dan membatalkan
yang batil ( syirik )
walaupun orang-orang
yang berdosa itu tidak
menyukainya.””[ QS; Al-
Anfal : 9 ]
Keesokan harinya,sebelum
tentera Kafir datang
menyerang,Allah telah tidurkan
semua sahabat dengan tujuan
supaya mereka semua
mempunyai tenaga yang
mencukupi ketika
peperangan.Bangun dari
tidur,mereka mandi.Selepas
mereka sudah selesai bersiap,
tiba-tiba mereka didatangi oleh
tentera Kafir yang sangat
ramai,luar daripada jangkaan
mereka.Hakikatnya,mereka tidak
tahu tentang bilangan sebenar
tentera Quraisy,Rasulullah
merahsiakannya supaya mereka
tidak gentar sebelum
peperangan.Hati manusia mana
tidak gerun melihat musuh yang
begitu ramai,malah lengkap
bersenjata.Rasulullah tahu
mereka takut,lalu baginda
menadah tangan meminta
pertolongan daripada Allah.
“Oh, Tuhan! Penuhilah
janjiMu untuk memberi
kemenangan. Kalau umat
yang kecil ini binasa (kalah),
maka akan menanglah
agama berhala dan tidak
akan ada lagi orang yang
menyembah Mu di muka
bumi.”
Abu Bakar juga tidak
dimaklumkan tentang bilangan
musuh yang begitu ramai,hanya
Nabi sahaja tahu bilangan
mereka.Abu Bakar juga turut
gerun dan takut dan dia
memegang kain penutup kepala
nabi dan berkata:
“Ya Nabi,Allah tentu akan
memakbulkan doa Mu dan
Allah pasti menolong kita
mengalahkan musuh yang
ramai ini”
Nabi tersentak mendengar doa
Abu Bakar.Lalu wahyu daripada
langit pun turun, ”Hai, Nabi!
Kerahkanlah orang-orang
Mu ’min itu bertempur! Dua puluh
orang Mu’min yang sabar, akan
dapat mengalahkan dua ratus
orang musuh dan seratus orang
(Mu ’min yang sabar) akan dapat
mengalahkan seribu orang-
orang kafir, kerana orang-orang
kafir itu tidak mempunyai dasar
yang teguh. ”
Kemudian Nabi mengambil
segempal pasir dan
melontarnya,sebagai tanda
menyuruh tentera Islam maju ke
depan.Tentera Islam maju ke
depan dan akhirnya Abu Jahal
berjaya dibunuh.Tatkala Jeneral
mereka mati,maka lari
bertempiaranlah tentera kafir
quraisy tanda kekalahan.
Semoga Sirah ini menjadi
pengajaran buat kita ……
MENGAPA WANITA PERLU MEMAKAI JILBAB???
Wahai Nabi, katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri
orang mukmin: “Hendaklah
mereka berjilbab (berkerudung dan
berpakain panjang) menutupi
tubuh mereka. ” Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di
ganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
(33:21)
Berdasarkan ayat di atas, ALLAH
telah jelas menyatakan perihal
mengapa wanita wajib berjilbab
(bertudung dan berpakaian labuh
yang menutupi tubuh mereka
dengan sempurna).
Kenapa?? Karena :
1. Sebagai lambang bahwa
mereka adalah wanita yang
beriman dan bertaqwa. Wanita
yang sentiasa beriman dan taat,
pasti akan sentiasa mengikuti apa
saja yang diperintahkan oleh
ALLAH dan Rasul-NYA dan
meninggalkan semua perkara
yang dilarang di dalam agamanya
(Islam). Berbeda dengan mereka
yang tidak beriman (tanpa
memandng lelaki maupun wanita),
mereka amat ingkar dengan
perintah ALLAH dan Rasulullah.
2. Berupaya mengelakkan
gangguan daripada golongan
yang berhati jahat. “kerana itu
mereka tidak di ganggu”. Bagi
point yang kedua ini, saya ingin
membawakan satu perumpamaan.
Andainya kita seorang lelaki
dihidangkan dengan satu “show”
yang menayangkan wanita
dengan keadaan yang amat
menghairahkan (seksi), sudah
tentu nafsu syahwat si lelaki akan
terangsang sekaligus
mencetuskan satu niat yang jahat
untuk “mendapatkan” wanita
yang dilihatnya itu atau pun
wanita lain yang seumpamanya
bagi tujuan nafsunya.
Tapi, berbeda pula jika kita sebagai
lelaki diperlihatkan dengan
wanita-wanita solehah yang
sentiasa menjaga adabnya
sebagai seorang muslimah yang
mana lengkap berjilbab. Pasti sejuk
mata memandang lalu mampu
mendetikkan rasa keinsafan
(malu) dalam diri si lelaki.
Begitulah hakikatnya peranan
jilbab mampu mencegah hati-hati
manusia yang berniat jahat.
3. Membedakan sama-ada wanita
itu muslim atau non-muslim.
“ supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal” Sebagai seorang
wanita muslim, sewajibnya
mereka menutup aurat dan
berkerudung. Yang dengan itu,
sekaligus membedakan mereka
dengan gaya orang yang bukan
muslim. Dan berdasarkan Tafsir
Ibn Kathir, jilbab membedakan di
antara wanita hamba dengan
wanita yang merdeka di mana
orang yang merdeka wajib
berkerudung. Manakala dalam
tafsiran yang lain, dinyatakan
bahawa pemakaian tudung dan
penutupan aurat melambangkan
dia adalah wanita yang
bertamadun kerana tahu menjaga
kehormatannya.
4. Jilbab (menutup aurat) mampu
menghalang pelbagai penyakit
kulit. Menurut kajian saintifik
terkini membuktikan bahawa kulit
wanita adalah lebih sensitif
berbanding kulit lelaki. Maka oleh
kerana itulah, kulit wanita
memerlukan sistem penjagaan
yang lebih rapi dan baik
berbanding kulit lelaki. Dengan
keadaan zaman sekarang ini yang
mana, persekitaran kita begitu
berbahaya dengan pelbagai jenis
pencemaran yang melanda.
Rabu, 15 September 2010
AINUL MARDHIAH - BIDADARI TERCANTIK DI SURGA
Bidadari merupakan salah satu
anugerah Allah kepada seorang
lelaki yang memasuki syurga. Bagi
seorang wanita yang solehah
maka bidadari bagi suaminya
adalah dikalangan bidadari-
bidadari kurniaan Allah dan dia
(isteri solehah merupakan ketua
akan segala bidadari-bidadari
tersebut). Berjihad pada agama
Allah merupakan satu amalan
yang menjadi kesukaan Allah swt
dan ini merupakan sunnah besar
nabi SAW dan kalangan sahabat-
sahabat. Setiap manusia yang mati
walaupun berapa umurnya maka
akan ditanya dimanakah masa
mudanya dihabiskan.
Kisah... ...
'Ainul Mardhiah merupakan
seorang bidadari yang paling
cantik dikalangan bidadari-
bidadari yang lain (bermaksud
mata yang di redhai). Suatu pagi
(dalam bulan puasa) ketika nabi
memberi targhib (berita-berita
semangat di kalangan sahabat
untuk berjihad pada agama Allah)
katanya siapa-siapa yang keluar di
jalan Allah tiba-tiba ia syahid,
maka dia akan dianugerahkan
seorang bidadari yang paling
cantik dikalangan bidadari-
bidadari syurga. Mendengar berita
itu seorang sahabat yang usianya
sangat muda teringin sangat nak
tahu bagaimana cantiknya
bidadari tersebut... . tetapi dia
malu nak bertanyakan kepada
nabi kerana malu pada sahabat-
sahabat yang lain. Namun dia
tetap beri nama sebagai salah
sorang yang akan keluar/pergi.
Sebelum Zohor sunnah nabi akan
tidur sebentar (dipanggil
khailulah, maka sahabat yang
muda tadi juga turut bersama
jemaah tadi... tidur bersama-
sama. .. .
Dalam tidur tersebut dia bermimpi
berada di satu tempat yang
sngguh indah, dia bertemu
dengan seorang yang berpakaian
yang bersih lagi cantik dan muka
yang berseri2 lalu ditanyanya
dimanakah dia... lalu lelaki itu
menjawab inilah syurga. Lalu dia
menyatakan hasrat untuk
berjumpa dengan 'Ainul
Mardhiah... lalu ditunjuknya di
suatu arah maka berjalan dia... di
suatu pepohon beliau mendapati
ada seorang wanita yang tak
pernah dia lihat kecantikan
begitu... takpernah dilihat didunia
ini... lalu diberi salam dan dia
bertanya andakah ainul
mardhiah... wanita itu menjawab
ehh tidakk... saya khadamnya ainul
mardhiah ada di dalam
singgahsana sana.Lalu dia berjalan
dan memasuki satu mahligai yang
cukup indah dan mendapati ada
seorang lagi wanita yang
kecantikannya berganda-ganda
dari yang pertama tadi sedang
mengelap permata-mata
perhiasan di dalam mahligai... . lalu
diberi salam dan di tanya lagi
adakah dia ainul mardiah lalu
wanita itu menjawab... eh tidakkk
saya hanya khadamnya di dalam
mahligai ini... ainul mardiah ada di
atas mahligai sana,... .. lalu
dinaikinya anak-anak tangga
mahligai permata itu
kecantikkannya sungguh
mengkagumkan. .. lalu dia sampai
ke satu mahligai dan mendapati
seorang wanita yang berganda-
ganda cantik dari yang pertama
dan berganda-ganda catiknya dari
yang kedua... . dan tak pernah dia
lihat di dunia... . lalu wanita itu
berkata ... akulah ainul mardhiah,
aku diciptakan untk kamu dan
kamu diciptakan untuk aku... . bila
lelaki itu mendekatinya wanita itu
menjawab... nantiii kamu belum
syahid lagiiii... ... tersentak itu
pemuda itu pun terjaga dari
tidurnya lalu dia menceritakan
segala-galanya kepada satu
sahabat lain, namun begitu dia
memesan agar jangan
menceritakan cerita ini kepada
nabi SAW... tapi sekiranya dia
shahid barulah ceritakan kepada
nabi.
Petang itu pemuda itu bersama-
sama dengan jemaah yang
terdapat Nabi di dalamnya telah
keluar berperang lalu ditakdirkan
pemuda tadi telah shahid. Petang
tersebut ketika semua jemaah
telah pulang ke masjid, di waktu
hendak berbuka puasa maka
mereka telah menunggu makanan
untuk berbuka (tunggu makanan
adalah satu sunnah nabi). Maka
kawan sahabat yang syahid tadi
telah bangun dan merapati nabi
SAW dan menceritakan perihal
sahabat nabi yang syahid tadi...
dalam menceritakan itu nabi
menjawab benar... benar... benar...
dalam sepanjang cerita tersebut.
Akhirnya nabi SAW berkata
memang benar cerita sahabat
kamu tadi dan sekarang ini dia
sedang menunggu untuk berbuka
puasa di syurga... . subhanallah. ..
MISTERI 1 MALAM TERAKHIR BULAN RAMADHAN
22:00
Sepanjang
perjalanan ...mengajak
sahabat2 untuk bersama-sama
iktikaf 10 hari terakhir di
Masjid ataupun madrasah..dan
mengapa ke sana..tentunya
banyak ganjaran yang jika
dapat dilihat maka seseoarang
itu sanggup merangkak untuk
mendapatkan tangga
masjid...marilah sahabat2 kita
iktikaf di masjid dan surau..di
Shah Alam...ana minat iktikaf
di surau seksyen 7 (hadapan
bintang) kerana ianya transit
jemaah seluruh negara
sebelum mereka meneruskan
perjalanan musafir ..jika di
selatan thailand , madrasah di
kelisa juga baik dengan
suasana kampung ...di kuala
lumpur sendiri..banyak
persinggahan....malah masjid
negara sendiri boleh dijadikan
lokasi penting...dan di
kemboja..iktikaf di bawah
pondok rumbia agak baik
untuk usaha
mujahadah...namun ianya
tidak sehebat di khmer dan
sempadan burma dimana
hanya beralaskan tanah dan
kanvas yang panas...dengan
sumber air yang terhad
dijadikan kawasan lapang
yang tandus sebagai
musolla...dan
beriktikaflah...makanan dan
minuman tidak sehebat di
pasar2 ramadhan..makan apa
sahaja yang halal dan ketika
itu keberkatan sebutir buah
tamar dan segelas air sungai
sudah cukup melegakan!
Lihat ..masjid kita ..surau
kita ..dengan air-cond dengan
air paip yang sentiasa
mengalir..dengan lambakan
kueh mueh untuk moreh
dengan karpet tebal...nak ke
masjid pula boleh dipilih nak
naik motor yang mana..nak
naik kereta yang
mana..walaupun jaraknya
hanya 500
meter...disini...berjalan kaki
sejauh 2-3 kilometer, hanya
destinasinya sebuah khemah
kanvas berlantaikan tanah
keras..tiada lebihan kueh mueh
untuk moreh..hanya tapisan
air hujan dan air sungai yang
siap dimasak dengan dapur
kayu..daun2 teh segar dari
bukit berdekatan dan tiada
gula..jika bernasib baik..buah
tamar gred yang paling murah
sebagai pakej.
Ana belum kesempatan ke
Pakistan pada ketika ini
sahabat2 dan saudara mara
kita berbuka dengan
siapa?..dengan
apa?....bagaimana keadaan
mereka?
Dan ketika ini sahabat2 kita di
malaysia sedang rehat2 di
hadapan
laptop..menghabiskan masa
senggang dengan apa jua
xtivt laptop...sekejap lagi ke
baazar memilih juadah,,,dan
ketika ini disebuah khemah
pelarian..saudara kita belum
sempat memikirkan juadah
berbuka kerana sibuk
meyelak2 al-quran lusuh yang
boleh lagi dibaca
hurufnya..pada ketika panas
terik...3 butir kurma yang ada
di dalam kocek bajunnya
sentiasa tersedia takut2
terlalu asyik membaca quran
hingga tidak sedar waktu
berbuka...
Salam ikhlas kami di
perantauan musafir....
-----------------------------------------------------------------------------------
Ikhwani fiddien
rahimakumullah
Dari ‘Aisyah ra katanya:
“Sesungguhnya Nabi saw
i’tikaf pada tiap-tiap sepuluh
yang akhir bulan Ramadhan
hingga beliau wafat.
Kemudian istri-istri beliau
meneruskan i ’tikaf seperti itu
sesudah beliau wafat.” (HR
Muslim)
Dari ‘Aisyah ra, ia berkata:
“Apabila telah masuk sepuluh
yang akhir pada bulan
Ramadhan, Nabi saw lebih giat
beribadah pada malam-
malamnya. Beliau
membangunkan keluarganya
dan beliau lebih tekun. Beliau
kencangkan ikat sarungnya
(menjauhi istrinya untuk lebih
mendekati Allah?). ” (HR
Muslim)
Banyak yang bertanya:
Mengapa ada sunnah
Rasulullah saw untuk i ’tikaf 10
hari akhir Ramadhan? Kalau
semua Muslim meksanakannya
apa akan terjadi. Masjid-masjid
akan penuh dan roda
pemerintahan akan terhenti
selama 10 hari, karena semua
orang akan memadati masjid
dan berhenti bekerja.
Jawabannya sederhana. Ketika
ummat Islam melaksanakan
shalat lima waktu dengan
berjama ’ah di masjid atau
shalat jum’at, ketika ummat
Islam berpuasa, ketika
pelaksanaan hajji ke Makkah
dan contoh yang lain apakah
roda pemerintahan akan
terhenti? Realitanya hal itu
tidak pernah terjadi. Maka
pertanyaan semacam itu jelas
pertanyaan yang mengada-
ada dan berlindung di balik
kalimat ‘kalau’ yang hal ini
sangat disukai oleh syaitan.
Adapun hakekat dari i’tikaf
itu, ialah sebagaimana yang
dikatakan oleh Ibu Abbas RA,
bahwa Rasulullah bersabda
kepada para mu ’takifin (orang
orang yang beritikaf “Orang
yang beri’tikaf itu, dia
berhenti melaksanakan dosa
dosa, dan pahala amal yang
biasa dikerjakan sebelum dia
beri ’tikaf akan mengalir terus
kepadanya.” (HR Ibnu Majah).
Hikmah hadis ini ialah :
1. Dengan itikaf seseorang
akan terjaga dari perbuatan
maksiat. Sedangkan maksiat
itu seperti perkataan imam
Ibnul Qoyyim ialah racun
dalam kehidupan yang bisa
mematikan seseorang atau
melemahkannya atau
mengurangi kekuatan dirinya,
sedangkan taubat merupakan
obat di dalam kehidupan, tiap
tiap kali orang bertaubat maka
kesehatan dan kehidupannya
akan terus terpelihara dan hal
yang seperti ini dapat
dilaksanakan dengan selapang
lapangnya di saat seseorang
mengkhususkan dirinya
beritikaf 10 hari di bulan
ramadhan. Sehingga apabila
seseorang itu telah beritikaf
selama 10 hari akhir
Ramadhan, diharapkan
kesehatan rohani dan
jasmaninya akan menjadi
normal dan pulih secara
keseluruhan yang dapat
menjadi bekalannya
menghadapi kehidupan 1
tahun mendatang.
2. Secara lahiriah orang
beritikaf kelihatannya rugi
karena tidak mengerjakan
amalan-amalan lainnya, seperti
bekerja mencari penghasilan,
menjenguk orang sakit,
mengantarkan jenazah,
memenuhi hajat orang lain,
dan sebagainya. Dengan hadis
di atas amal kebaikan yang
biasa dia lakukan itu justru ia
mendapatkan keseluruhannya
karena dia melaksanakan
i ’tikaf, dan inilah kemuliaan
bagi seorang mukmin.
Dua hikmah inilah yang
kadang-kadang tidak terlihat
oleh mata, kecuali dengan
keimanan yang sempurna,
itulah hikmah sunnah nabi
yang tidak pernah
meninggalkan itikaf 10 hari
dibulan ramadhan, bahkan
pada tahun kematian beliau,
beliau beritikaf selama 20 hari
dibulan ramadhan.
Dan ada lagi satu hikmah yang
tidak dapat dirasakan kecuali
oleh orang yang beri ’tikaf
dengan benar mengikuti
sunnah rosul yaitu kenikmatan
rohani yang tidak bisa
diuraikan, yaitu ketika
seorang mengingat dosanya
menetes air matanya, ketika
seorang bersujud lama
bagaikan terbenam wajahnya
ke dalam tanah sambil dia
memanjatkan doa, dan disaat
menadahkan tangannya
sambil munajat di sana
terdapat kebahagiaan yang
hakiki yang tidak pernah
ditemui oleh orang yang tidak
beri ’tikaf. Kenikmatan rohani
ini jauh lebih baik dari
kenikmatan jasmani.
Oleh karena itu kepada
ikhwani yang dirahmati Allah
dan kepada mukminin
mukminat, mujahidin dan
mujahidah yang belum
berpeluang sampai hari ini
untuk melaksanakan ibadah
yang mulia ini (i ’tikaf 10 hari
dibulan ramadhan), marilah
dan datangilah masjid-masjid
yang mengadakan i ’tikaf
sesuai sunnah Rasulullah saw.
InsyaAllah dia akan
mendapatkan keberkatan dan
rahmat Allah akan meliputinya
dalam kegiatan seperti
qiyamullail, zikrullah, tadarrus
Alquran, thalabul ilmi, dan
majlis tazkirah.