Pages

Subscribe:

Pengunjung

Entri Populer

sahabat

random Ayat Al Qur'an

Waktu Shalat

Cari di Blog Ini

translit

Rabu, 15 September 2010

MISTERI 1 MALAM TERAKHIR BULAN RAMADHAN

data:post.id'> 22:00
Sepanjang
perjalanan ...mengajak
sahabat2 untuk bersama-sama
iktikaf 10 hari terakhir di
Masjid ataupun madrasah..dan
mengapa ke sana..tentunya
banyak ganjaran yang jika
dapat dilihat maka seseoarang
itu sanggup merangkak untuk
mendapatkan tangga
masjid...marilah sahabat2 kita
iktikaf di masjid dan surau..di
Shah Alam...ana minat iktikaf
di surau seksyen 7 (hadapan
bintang) kerana ianya transit
jemaah seluruh negara
sebelum mereka meneruskan
perjalanan musafir ..jika di
selatan thailand , madrasah di
kelisa juga baik dengan
suasana kampung ...di kuala
lumpur sendiri..banyak
persinggahan....malah masjid
negara sendiri boleh dijadikan
lokasi penting...dan di
kemboja..iktikaf di bawah
pondok rumbia agak baik
untuk usaha
mujahadah...namun ianya
tidak sehebat di khmer dan
sempadan burma dimana
hanya beralaskan tanah dan
kanvas yang panas...dengan
sumber air yang terhad
dijadikan kawasan lapang
yang tandus sebagai
musolla...dan
beriktikaflah...makanan dan
minuman tidak sehebat di
pasar2 ramadhan..makan apa
sahaja yang halal dan ketika
itu keberkatan sebutir buah
tamar dan segelas air sungai
sudah cukup melegakan!
Lihat ..masjid kita ..surau
kita ..dengan air-cond dengan
air paip yang sentiasa
mengalir..dengan lambakan
kueh mueh untuk moreh
dengan karpet tebal...nak ke
masjid pula boleh dipilih nak
naik motor yang mana..nak
naik kereta yang
mana..walaupun jaraknya
hanya 500
meter...disini...berjalan kaki
sejauh 2-3 kilometer, hanya
destinasinya sebuah khemah
kanvas berlantaikan tanah
keras..tiada lebihan kueh mueh
untuk moreh..hanya tapisan
air hujan dan air sungai yang
siap dimasak dengan dapur
kayu..daun2 teh segar dari
bukit berdekatan dan tiada
gula..jika bernasib baik..buah
tamar gred yang paling murah
sebagai pakej.
Ana belum kesempatan ke
Pakistan pada ketika ini
sahabat2 dan saudara mara
kita berbuka dengan
siapa?..dengan
apa?....bagaimana keadaan
mereka?
Dan ketika ini sahabat2 kita di
malaysia sedang rehat2 di
hadapan
laptop..menghabiskan masa
senggang dengan apa jua
xtivt laptop...sekejap lagi ke
baazar memilih juadah,,,dan
ketika ini disebuah khemah
pelarian..saudara kita belum
sempat memikirkan juadah
berbuka kerana sibuk
meyelak2 al-quran lusuh yang
boleh lagi dibaca
hurufnya..pada ketika panas
terik...3 butir kurma yang ada
di dalam kocek bajunnya
sentiasa tersedia takut2
terlalu asyik membaca quran
hingga tidak sedar waktu
berbuka...
Salam ikhlas kami di
perantauan musafir....
-----------------------------------------------------------------------------------
Ikhwani fiddien
rahimakumullah
Dari ‘Aisyah ra katanya:
“Sesungguhnya Nabi saw
i’tikaf pada tiap-tiap sepuluh
yang akhir bulan Ramadhan
hingga beliau wafat.
Kemudian istri-istri beliau
meneruskan i ’tikaf seperti itu
sesudah beliau wafat.” (HR
Muslim)
Dari ‘Aisyah ra, ia berkata:
“Apabila telah masuk sepuluh
yang akhir pada bulan
Ramadhan, Nabi saw lebih giat
beribadah pada malam-
malamnya. Beliau
membangunkan keluarganya
dan beliau lebih tekun. Beliau
kencangkan ikat sarungnya
(menjauhi istrinya untuk lebih
mendekati Allah?). ” (HR
Muslim)
Banyak yang bertanya:
Mengapa ada sunnah
Rasulullah saw untuk i ’tikaf 10
hari akhir Ramadhan? Kalau
semua Muslim meksanakannya
apa akan terjadi. Masjid-masjid
akan penuh dan roda
pemerintahan akan terhenti
selama 10 hari, karena semua
orang akan memadati masjid
dan berhenti bekerja.
Jawabannya sederhana. Ketika
ummat Islam melaksanakan
shalat lima waktu dengan
berjama ’ah di masjid atau
shalat jum’at, ketika ummat
Islam berpuasa, ketika
pelaksanaan hajji ke Makkah
dan contoh yang lain apakah
roda pemerintahan akan
terhenti? Realitanya hal itu
tidak pernah terjadi. Maka
pertanyaan semacam itu jelas
pertanyaan yang mengada-
ada dan berlindung di balik
kalimat ‘kalau’ yang hal ini
sangat disukai oleh syaitan.
Adapun hakekat dari i’tikaf
itu, ialah sebagaimana yang
dikatakan oleh Ibu Abbas RA,
bahwa Rasulullah bersabda
kepada para mu ’takifin (orang
orang yang beritikaf “Orang
yang beri’tikaf itu, dia
berhenti melaksanakan dosa
dosa, dan pahala amal yang
biasa dikerjakan sebelum dia
beri ’tikaf akan mengalir terus
kepadanya.” (HR Ibnu Majah).
Hikmah hadis ini ialah :
1. Dengan itikaf seseorang
akan terjaga dari perbuatan
maksiat. Sedangkan maksiat
itu seperti perkataan imam
Ibnul Qoyyim ialah racun
dalam kehidupan yang bisa
mematikan seseorang atau
melemahkannya atau
mengurangi kekuatan dirinya,
sedangkan taubat merupakan
obat di dalam kehidupan, tiap
tiap kali orang bertaubat maka
kesehatan dan kehidupannya
akan terus terpelihara dan hal
yang seperti ini dapat
dilaksanakan dengan selapang
lapangnya di saat seseorang
mengkhususkan dirinya
beritikaf 10 hari di bulan
ramadhan. Sehingga apabila
seseorang itu telah beritikaf
selama 10 hari akhir
Ramadhan, diharapkan
kesehatan rohani dan
jasmaninya akan menjadi
normal dan pulih secara
keseluruhan yang dapat
menjadi bekalannya
menghadapi kehidupan 1
tahun mendatang.
2. Secara lahiriah orang
beritikaf kelihatannya rugi
karena tidak mengerjakan
amalan-amalan lainnya, seperti
bekerja mencari penghasilan,
menjenguk orang sakit,
mengantarkan jenazah,
memenuhi hajat orang lain,
dan sebagainya. Dengan hadis
di atas amal kebaikan yang
biasa dia lakukan itu justru ia
mendapatkan keseluruhannya
karena dia melaksanakan
i ’tikaf, dan inilah kemuliaan
bagi seorang mukmin.
Dua hikmah inilah yang
kadang-kadang tidak terlihat
oleh mata, kecuali dengan
keimanan yang sempurna,
itulah hikmah sunnah nabi
yang tidak pernah
meninggalkan itikaf 10 hari
dibulan ramadhan, bahkan
pada tahun kematian beliau,
beliau beritikaf selama 20 hari
dibulan ramadhan.
Dan ada lagi satu hikmah yang
tidak dapat dirasakan kecuali
oleh orang yang beri ’tikaf
dengan benar mengikuti
sunnah rosul yaitu kenikmatan
rohani yang tidak bisa
diuraikan, yaitu ketika
seorang mengingat dosanya
menetes air matanya, ketika
seorang bersujud lama
bagaikan terbenam wajahnya
ke dalam tanah sambil dia
memanjatkan doa, dan disaat
menadahkan tangannya
sambil munajat di sana
terdapat kebahagiaan yang
hakiki yang tidak pernah
ditemui oleh orang yang tidak
beri ’tikaf. Kenikmatan rohani
ini jauh lebih baik dari
kenikmatan jasmani.
Oleh karena itu kepada
ikhwani yang dirahmati Allah
dan kepada mukminin
mukminat, mujahidin dan
mujahidah yang belum
berpeluang sampai hari ini
untuk melaksanakan ibadah
yang mulia ini (i ’tikaf 10 hari
dibulan ramadhan), marilah
dan datangilah masjid-masjid
yang mengadakan i ’tikaf
sesuai sunnah Rasulullah saw.
InsyaAllah dia akan
mendapatkan keberkatan dan
rahmat Allah akan meliputinya
dalam kegiatan seperti
qiyamullail, zikrullah, tadarrus
Alquran, thalabul ilmi, dan
majlis tazkirah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar